free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Cuaca Tak Menentu, Petani Garam di Sidoarjo Terpaksa Panen Lebih Awal

Penulis : Irwan Febrianto Nugroho - Editor : Dede Nana

30 - Aug - 2022, 02:25

Placeholder
Foto : Petani sedang mengumpulkan kristal garam untuk dipanen

JATIMTIMES - Petani garam di Sidoarjo tahun ini panen lebih awal. Pasalnya, cuaca yang tidak menentu dan intensitas hujan dan cuaca mendung yang mempengaruhi kualitas garam yang akan diproduksi.

Akibat anomali cuaca, berdampak pada kualitas garam yang tidak sebagus hasil panen tahun lalu. Namun ternyata tengkulak berani membelinya lebih mahal. Para petani garam memulai bekerja saat memasuki bulan kemarau di awal Juni dan memanennya di akhir Agustus karena tidak ingin hasil garamnya rusak.

Baca Juga : Ketua Tim Penggerak PKK Sampang Ikut Sukseskan Acara TFC

Asmuni, salah satu petani garam menjelaskan, jika musim kali ini diprediksi panen garam tidak akan sebagus sebelumnya. Selain itu, secara kuantitas garam yang dihasilkan juga diprediksi akan lebih sedikit dari tahun 2021. 

"Lebih sedikit dari tahun lalu. Tahun lalu sekitar 1 juta ton, untuk musim ini bisa di bawah 1 juta ton. Bahkan menurun hingga 30 persen dari total panen," jelasnya, Senin (29/8/2022).

Panen raya garam biasanya terjadi pada Agustus. Namun karena cuaca yang terus mendung, panen raya terpaksa mundur. Asmuni mengatakan, jika cuaca terus panas kemungkinan panen raya tahun ini akan dimulai pada pertengahan Agustus nyatanya tidak sesuai harapan. 

"Suplai sudah agak mengkhawatirkan, semoga saja cukup dan semoga cuaca akan baik. Kalau (waktu panennya) lama itu garamnya bagus, kasar-kasar atau besar-besar perbedaannya. Kalau harinya sedikit (garamnya) kurang kasar atau kurang bersih," harapnya.

Baca Juga : Selama Bulan Juli Tahun 2022 Kota Batu Nihil Bencana

Dalam satu bulan, para petani biasanya memanen sebanyak 4 hingga 5 kali. “Para petani dibayang-bayangi harga jual yang anjlok akibat kualitas garam yang menurun karena panen lebih awal. Tahun lalu tengkulak membelinya dengan harga Rp 1.400 hingga Rp 1.500 per kilogram. Nyatanya di awal panen kali ini tengkulak berani membeli lebih tinggi yaitu Rp 1.600 per kilogram,” pungkas Asmuni.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irwan Febrianto Nugroho

Editor

Dede Nana