JATIMTIMES - Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan pariwisata dan budaya yang memiliki potensi berkembang. 4 kabupaten di Provinsi Jawa Timur masuk dalam tugas koordinatif untuk melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan dan pengendalian Kawasan Pariwisata dari Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB).
BPOB merupakan lembaga di bawah naungan Kemenparekraf ini bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya guna pengembangan dan pemerataan kawasan wisata di wilayah Jawa Timur menjadi sebuah destinasi wisata terintegrasi layaknya Bali.
Baca Juga : Ada Lomba Makeup di Pameran Pernikahan Terbesar se-Jatim, Yuk Buktikan Keahlian Merias Wajah Kalian
Indah Juanita Direktur Utama BPOB menyampaikan, empat daerah itu, yakni Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponoroga dan Kabupaten Ngawi. Hal ini tentunya sesuai dengan amanah dalam Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2017 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur.
Dijelaskan, tentunya masyarakat mengenal istilah 10 Bali Baru. Istilah ini tentunya menjadi menjadi sebuah program untuk menumbuhkan popularitas dari 10 tempat wisata lain selain Bali untuk lebih banyak dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan.
Pengambangan pariwisata ini perlu, sebab dari data terdahulu, hampir 90 persen dari destinasi pariwisata nasional yang jumlahnya 50, hanya 3 lokasi (Bali, Jakarta, Kepri) yang menyedot jumlah wisatawan asing atau lokal dengan jumlah yang tinggi.
"3 titik itu mengambil 90 persen (wisatawan) dari 47 titik destinasi itu. Jadi kebayang 10 persen (wisatawan) terbagi dalam 47 destinasi," jelasnya.
Untuk itulah, saat ini bagaimana dalam upaya menjadikan lokasi destinasi wisata lain menjadi seperti halnya Bali terus dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng perguruan tinggi. Sehingga, kue yang hanya terpusat di beberapa titik kemudian bisa terbagi dan bisa berimbas terhadap kemajuan ekonomi masyarakat
"Jadi bagaimana di Bali yang besar ini bisa ada dimana-mana di Indonesia. Jadi suatu kawasan khusus di mana di situ ada nilai investasi dan menimbulkan dampak positif ke masyarakat di sekitarnya. Jadi wisatawan datang ke suatu kawasan tinggalnya lebih lama, spent money lebih banyak," paparnya.
Lebih lanjut, mengenai kerjasama dengan UB, lingkup kerjasama dapat berupa dukungan yang bisa diberikan seperti mahasiswa melakukan kajian-kajian terkait hukum atau ekonomi pariwisata. Selain itu, bisa juga dilakukan pendampingan terhadap desa wisata.
Baca Juga : Dukung Perda Dana Cadangan Pilgub 2024, Fraksi Gerindra DPRD Jatim: Kita Usulkan Rp 600 M
"Kenapa UB? Di Jatim ini banyak perguruan tinggi negeri tapi UB yang gerak cepat. Sebenarnya kami melakukan kunjungan balasan dan sekaligus menjalin kesepakatan-kesepakatan untuk mendukung tugas kami. Tujuannya bagaimana untuk meningkatkan kapasitas SDM di sekitar kawasan wisata," jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB Abdul Ghofar menyampaikan, pihaknya siap mengembangkan pariwisata di 4 Kabupaten di Jawa Timur terutama dalam pengembangan dari sisi SDM.
"Kami siap membantu dalam perencanaan pengembangan wisata, pengelolaan data wisata untuk pengembangan kawasan sekitar Borobudur," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, pelatihan masyarakat sekitar kawasan Borobudur atau yang menjadi lokus tugas dari BPOB dapat diberikan pelatihan dalam hal pengembangan wisata. "Saya kira itu dibutuhkan untuk masyarakat. Pelatihan, pendampingan, kita terjun ke sana terutama di desa-desa wisata,"pungkasnya.