JATIMTIMES - Sedikitnya ada 25 pelaku industri kecil menengah (IKM) sedang mengikuti pelatihan kerajinan tangan tali agel teknik makrame, di Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Bangkalan.
Padahal, anggaran dalam pelatihan IKM tersebut mencapai Rp 150 juta, namun hanya segelintir pelaku IKM yang terlibat dalam pelatihan tersebut.
Baca Juga : Kasus Penganiayaan di Pakis Berakhir Vonis Ringan, Kuasa Hukum Terdakwa Tak Puas Putusan Hakim
Kepala Disperinaker Kabupaten Bangkalan, Salman Hidayat menuturkan, pelatihan ini dilakukan atas dasar ingin meningkatkan keterampilan terhadap pelaku IKM.
"Kali ini, pelatihan yang diberikan yakni keterampilan kerajinan tali agel teknik makrame," tutur Salman, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (18/8/2022).
Dijelaskan olehnya, bahwa pelatihan tersebut ditujukan agar para pengrajin di Bangkalan ada pembaruan desain. Sehingga, dalam pelatihan ini pihaknya menggandeng dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sebagai pembimbing dalam teknik baru kerajinan tali agel.
"Pelatihan hanya satu kelas, selama 7 hari, diikuti 25 peserta, semuanya memang bergerak di industri kerajinan. Anggarannya sebesar Rp 150 juta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)," kata mantan Camat Tanah Merat tersebut.
Menurutnya, ada beberapa produk yang bisa dihasilkan dari tali agel itu, di antaranya berupa hiasan dinding, berupa tas makrame dan ada beberapa macam lainnya. "Makanya kami lakukan pelatihan agar ada teknik baru yang dikuasai pengrajin," tuturnya.
Tidak hanya itu, dia juga menjelaskan bahwa pelatihan keterampilan teknik tali agel yang diberikan bukan termasuk dalam 5 program latihan kerja yang setiap tahun dilaksanakan.
"Program ini berbeda dengan 5 program latihan kerja yang biasanya, ini memang khusus kami anggarkan untuk pelatihan pada pengrajin tali agel," ucap dia.
Baca Juga : Pasca Upacara Bendera Dewan Kecewa, Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih Dikurangi Jadi Enam Orang
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Bangkalan Muhni mengungkapkan, bahwa dirinya mendukung adanya pelatihan keterampilan tali agel tersebut.
Sebab kata dia bahan dasar kerajinan tali agel itu mudah ditemukan di wilayah Bangkalan. Salah satunya, di wilayah Kecamatan Sepulu dan Kokop.
Sehingga kata dia, sangat disayangkan kalau potensi ini tidak bisa dikembangkan oleh masyarakat Bangkalan. Selama ini, bahan dasar yang dari sini malah dijual ke luar daerah.
"Jadi kami sangat mendukung pelatihan ini. Karena banyak juga hasilnya yang sudah tembus di pasar nasional, bahkan juga tembus ke pasar internasional, salah satunya di Negara Jepang. Makanya ini harus kita kembangkan sendiri," pungkansya.