JATIMTIMES - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa saat ini, sebanyak 81 persen kasus Covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia termasuk dalam subvarian BA.4 dan BA.5.
Hal itu disampaikan Budi seusai rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto di Kantor Presiden.
Baca Juga : MUI Tetapkan Fatwa Vaksin Covid-19 Cansino dan Covovaxmirnaty Haram, Mengandung Sel Embrio Bayi
"Saya jelaskan bahwa 81 persen dari semua kasus di Indonesia sudah BA.4 dan BA.5. Jadi bukan hanya di Jakarta saja. Jakarta itu sudah 100 persen BA.4 BA.5. Daerah-daerah lain pun sudah BA.4 BA.5," tegas Budi dikutip JatimTIMES.com, saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Meskipun 81 persen kasus Covid-19 di Indonesia saat ini merupakan bagian dari subvarian BA.4 dan BA.5, mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk periode 2013-2016 ini menuturkan, bahwa Indonesia termasuk negara yang relatif jauh lebih baik dengan populasi masyarakat yang sangat banyak dalam menghadapi Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5.
"Ini karena relatif para masyarakat Indonesia itu lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan dalam melaksanakan vaksinasi," ujar Budi.
Terlebih lagi, pihaknya juga telah berdiskusi dengan para epidemiolog terkait kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia, antara lain negara-negara Eropa, Amerika hingga Asia.
"Itu disebabkan karena kekurangwaspadaan dari beberapa negara dan terlalu terburu-buru mengendurkan protokol kesehatan maupun vaksinasi," kata Budi.
Maka dari itu, pihaknya juga terus mengimbau agar seluruh elemen masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Yakni tetap menggunakan masker jika berada di dalam ruangan, namun dapat melepas masker ketika berada di luar ruangan. Namun, ketika berada di luar ruangan terdapat kerumunan dan kondisi tubuh tidak sehat maka diimbau agar tetap mengenakan masker.
Selain itu, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga menyampaikan agar masyarakat melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster. Karena dengan vaksinasi booster dapat mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 dengan peningkatan kekebalan tubuh.
"Cepat (lakukan vaksinasi) booster, Insya Allah itu merupakan respons yang cukup untuk menghadapi Idul Adha dengan normal, sama seperti Idul Fitri juga alhamdulillaah kita sudah bisa melewatinya dengan normal," tutur Budi.
Baca Juga : Tak hanya Ada di Film, Ular Berkepala Dua Ada di Dunia Nyata
Sementara itu, dilaporkan pertama kali kasus Subvarian Covid-19 yakni BA.4 dan BA.5 terjadi di Indonesia pada 6 Juni 2022. Di mana terdapat empat kasus, di antaranya 1 orang Warga Negara Indonesia (WNI) positif BA.4 dengan kondisi klinis tidak bergejala dan sudah vaksinasi dua kali, serta 3 orang positif BA.5.
Menurut Budi, jika melihat negara-negara lain, dalam 30 sampai 40 hari sejak kasus pertama Covid-19 Subvarian BA.4 dan BA.5 ditemukan, maka puncak jumlah kasus tertinggi tercapai.
"Indonesia ini sudah sekitar 30 hari. Jadi kita mungkin masih ada waktu 1 atau sampai 2 minggu kedepan, kalau kita dibandingkan dengan negara-negara lain seharusnya puncaknya sudah tercapai," terang Budi.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 3 Juli 2022, total kasus terkonfirmasi positif di Indonesia bertambah 1.614 kasus sehingga total kasus mencapai 6.093.917 kasus. Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 16.919 kasus.
Kasus sembuh juga bertambah 1.606 orang sehingga total mencapai 5.920.249 kasus. Lalu untuk pasien yang meninggal karena Covid-19 bertambah 4 orang menjadi total 156.749 sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal Maret 2020.
Sedangkan untuk vaksinasi, pemerintah telah menyuntikkan vaksin dosis pertama Covid-19 di Indonesia sejumlah 201.565.306 dosis. Lalu untuk dosis kedua sudah disuntikkan sebanyak 169.117.557 dosis. Kemudian untuk vaksinasi dosis ketiga masih berada di angka 50.916.428 dosis. Artinya vaksinasi booster baru 24,5 persen dari total target vaksinasi.