JATIMTIMES - Polisi merilis kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung kematian istri di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Dalam rilisnya, polisi membenarkan kematian Sri Rahayu (43) akibat dari kekerasan yang dilakukan suaminya WSR (49) pada Jum'at (24/6/2022).
Kapolres Tulungagung, AKB Handono Subiakto mengatakan kasus ini ditangani Polsek Besuki, namun kemudian diambil alih oleh Satreskrim melalui unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Baca Juga : Penghuni Lelap Tertidur, Rumah Terbakar Dini Hari
"Awal mula ada warga yang meninggal dunia dan melakukan olah TKP, ada kecurigaan, korban meninggal tidak wajar," kata AKBP Handono Subiakto.
Ketidakwajaran ini diketahui karena di bagian mata dan leher ditemukan luka lebam dan bekas cakaran.
"Kemudian dilakukan pengembangan dengan keterangan saksi dan dokter untuk mengungkap penyebab kematian ini," ujarnya.
Dari hasil otopsi yang dilakukan, polisi kemudian pada titik kesimpulan jika kematian Sri Rahayu akibat kasus KDRT yang dilakukan WST suaminya sendiri.
"Kesimpulan hasil pemeriksaan itu kematian korban adalah akibat kasus KDRT yang mengakibatkan korban meninggal dunia," ungkapnya.
Kapolres mengungkapkan, kejadian kekerasan ini berada di dalam rumah pasutri yang beralamat di Desa Besole.
"Awal mulanya TKP berada di rumah, nah di dalam kamar terjadi cek cok terkait permasalahan ekonomi," imbuhnya.
Korban Sri Utami disebutkan Handono, merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang telah lama merantau di Hongkong. Saat dilakukan kekerasan oleh WST, Sri Utami sempat melakukan perlawanan.
"Kekerasan yang dilakukan ini dengan cara mencekik dan korban melakukan perlawanan. Namun, kemudian korban kehabisan nafas dan jatuh dari tangga dan matanya terbentur tiang," paparnya.
Baca Juga : Lodeh Rebung Blendrang, Nagih di Lidah Orang Tulungagung
Setelah Sri Utami jatuh ke bawah, WST kebingungan lalu keluar rumah untuk menemui tetangga dengan pura-pura menanyakan keberadaan istrinya.
"Itu merupakan alibi tersangka," tegasnya.
Setelah tetangga datang, WST yang sudah kembali ke TKP, saat itu menyampaikan bahwa Sri Utami jatuh dari tangga.
"Kemudian tetangga datang memberi pertolongan pada korban," jelasnya.
Saat hendak dibawa ke rumah sakit atas saran kerabat dan tetangga, di tengah jalan SWT tiba-tiba berubah pikiran agar Sri Utami dibawa kembali untuk dimakamkan.
"Namun, tetangganya laporan ke polisi untuk dilakukan olah TKP dan terungkap bahwa kematian korban akibat kekerasan yang berujung kematian," pungkasnya.