JATIMTIMES - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang akan melakukan penataan kawasan Alun-alun Tugu Malang secara dua tahap. Hal itu dilakukan untuk memaksimalkan porsi anggaran yang ada.
Kepala DLH Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan, untuk penataan kawasan Alun-alun Tugu Malang membutuhkan anggaran sejumlah Rp 3,6 miliar. Di mana anggaran tersebut akan dibagi dalam dua tahun anggaran berbeda.
Baca Juga : Mau Kuliah S1 Gratis, Ikuti Program Ini
"Tahun ini dananya di PAK tahun 2022 itu hanya pengerjaan pembongkaran tembok sama pedestrian saja itu tahap pertama diajukan Rp 1,5 miliar," ungkap Wahyu kepada JatimTIMES.com, Minggu (19/6/2022).
Wahyu menuturkan, untuk sisa kebutuhan anggaran untuk penataan kawasan Alun-alun Tugu Malang akan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang Tahun Anggaran (TA) 2023 mendatang.
"Nanti sisanya penataan taman itu (APBD) 2023, ya sekitar Rp 2,1 miliar. Itu untuk penataan taman dan lampu, jadi lampunya disamakan dengan yang sudah heritage itu," terang Wahyu.
Selain penataan taman dan lampu yang akan dikonsep heritage, nantinya juga akan ditambah tanaman bunga-bunga yang merupakan ciri khas Kota Malang. Salah satunya tanaman bunga teratai. "Ada tambahan-tambahan seperti bunga-bunga yang menjadi khas Kota Malang. Yang jelas tidak sampai tinggi-tinggi, jadi jangan sampai keindahan tugu terhalang," tutur Wahyu.
Lebih lanjut, setelah adanya pembongkaran tembok pagar Alun-alun Tugu Malang, nantinya jalur pejalan kaki yang mengelilingi kawasan Alun-alun Tugu Malang akan memiliki lebar total lima meter.
"Ini aspal, terus kesini (area dalam Alun-alun Tugu Malang) 5 meter. Jogging track nya di dalam dan tetap ada batas. Ada sedikit gundukan, baru nanti untuk kemanan dan kenyamanan dari pejalan kaki di sana," jelas Wahyu.
Sementara itu, Wahyu juga menjelaskan awal mula pembongkaran tembok pagar Alun-alun Tugu Malang untuk mengembalikan kesan heritage di kawasan Alun-alun Tugu Malang agar sama seperti pada zaman awal-awal kemerdekaan ketika diresmikan Presiden RI pertama Ir Soekarno.
Baca Juga : Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Alfamart Bagikan 1.000 Kantong Belanja dan Aktif Tanam Pohon
"Jadi pada awal-awal diresmikan oleh Bung Karno, itu kan bagus ya, tidak ada batasan. Jadi antara jalan sama taman, itu akan kita kembalikan seperti itu dan itu harus dibongkar," ujar Wahyu.
Lebih lanjut, dengan adanya rencana tersebut, maka pihak DLH Kota Malang mulai melakukan penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk penataan kawasan Alun-alun Tugu Malang. Kemudian, pihaknya juga telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) sebanyak tiga kali.
"DED nya itu kita sudah FGD, mengundang dari akademisi, tokoh masyarakat, budayawan, dewan dan kita sudah 3 kali FGD. Penympurnaan-penyempurnaan dan sudah finalisasi," pungkas Wahyu.
Sebagai informasi, Alun-alun Tugu Malang dibangun tahun 1920 oleh Arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Lalu bangunan Alun-alun Tugu Malang juga pernah dihancurkan ketika Belanda menyerbu Kota Malang. Kemudian pada tahun 1952 dibangun kembali dan pada 20 Mei 1953 Alun-alun Tugu Malang diresmikan langsung oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno.