JATIMTIMES - Ada yang menarik dan menjadi perhatian masyarakat pada acara Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII 2022 kali ini. Pasalnya Cabang Olahraga (Cabor) Sepak Bola Tulungagung absen atau tidak ikut bertanding pada acara kompetisi olahraga tingkat Provinsi itu.
"Sepak bola hanya porprov tahun ini saja yang tidak ikut. Tahun kemarin ikut tapi juga belum dapat juara," kata Ketua Pengcab PSSI Tulungagung Ahmad Baharudin di kantornya, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga : Persik Kediri Sebut Tak Ada Pelanggaran saat Timnya Kalah dari Arema karena Penalti
Pada event porprov tahun sebelumnya, semua cabor di Tulungagung atlet-atletnya diikutkan tanpa ada pengecualian. Hanya pada periode ini saja, yang dilakukan seleksi pengiriman kontingen dengan alasan keterbatasan anggaran KONI Tulungagung.
Menurut Baharudin, minimnya anggaran seharusnya tidak boleh dijadikan sebuah alasan, karena jika jauh-jauh hari disosialisasikan maka para cabor bisa mencari sponsor atau sumber anggaran yang lainnya.
"Sebenarnya minim anggaran kalau disosialisasikan jauh-jauh hari kan bukan menjadi masalah. Karena cabor bisa mencari sponsor atau bagaimana," kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Tulungagung ini.
Karena minim anggaran, KONI Tulungagung kemudian menginformasikan bahwa atlet yang diberangkatkan ke Porprov Jatim VII adalah yang sudah mendapatkan medali di Kejurprov. Selain itu, KONI menginformasikan aturan itu kepada cabor juga dalam waktu yang mepet, kurang dari 1 bulan dari pendaftaran porprov.
Baharudin mengaku, pada Kejurprov lalu, cabor sepak bola Tulungagung memang tidak mendapatkan juara. Selain sepak bola, bola voli dan bola basket juga tidak mendapat juara pada Kejurprov tahun lalu, sehingga ketiga cabor tersebut tidak diberangkatkan pada Porprov Jatim VII.
"Dari PSSI hanya olahraga futsal putri saja yang diberangkatkan," ungkapnya.
Untuk sepak bola Tulungagung, sebut Baharudin, sebenarnya tidak ada kendala secara teknis. Karena secara kepengurusan dan pembinaan semuanya sudah clear. Pengcab PSSI Tulungagung sudah melakukan pembinaan mulai dari usia 11, 13, 15, dan 18 tahun dan semua sudah ada kompetisinya masing-masing.
Terkait dengan alasan KONI melakukan seleksi atlet yang dikirim di Porprov Jatim VII, menurutnya hal wajar. Karena konsentrasi pemerintah di setiap daerah itu berbeda-beda. Kabupaten Tulungagung mungkin sedang konsentrasi untuk mengumpulkan medali maka atlet yang dikirim pun yang berpeluang besar menyumbang medali.
Baca Juga : Arema FC Resmi Dapatkan Tandatangan Gelandang Timnas U-19
"Kalau pemerintah konsentrasinya pada pembinaan, maka semua atlet dari semua cabor pasti diberangkatkan semua. Sebenarnya kalau sepak bola itu adalah olahraga yang menjadi kebanggaan dari masyarakat dibandingkan cabor lainnya, walaupun tidak mendapat juara pasti tetap didukung masyarakat," tutupnya.
Sementara itu, Ketua KONI Tulungagung Suwarsono mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi dari porprov tahun sebelumnya yang mana kontingen yang dikirim itu jumlahnya besar tetapi medali yang didapatkan tidak begitu banyak. Hasil evaluasi itu adalah memberikan target kepada masing-masing cabor agar mendapat medali.
"Makanya seleksi awal untuk porprov tahun ini adalah menunjukkan prestasi resmi di Kejurprov. Jadi ketika tanpa ada prestasi di Kejurprov cabor tersebut otomatis tidak dikirim," katanya.
Menurut Suwarsono, cabor sepak bola memang tidak ada kejuaran di Kejurprov dan tidak ada bukti prestasi kejuaraannya. Bahkan kegiatan kompetisi sepak bola selama ini bisa dibilang vakum, mungkin dikarenakan masih pandemi Covid-19 sehingga dilarang untuk mengumpulkan banyak orang.
Selain itu, KONI Tulungagung juga sudah melakukan push ke semua cabor yang ada dan kesemua Pengprov untuk mengadakan kejuaraan. Hal ini sebagai upaya semua cabor bisa ikut bertanding.
"Kita tidak mengirim karena pedoman kita adalah harus mempunyai medali di Kejurprov dan sepak bola Tulungagung tidak ada," tutupnya.