JATIMTIMES - Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia mengatakan nama vaksin Nusantara besutan eks Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan sebaiknya tidak dimunculkan. Hal itu dinilai Dicky lantaran khawatir memicu kesalahpahaman di masyarakat.
"Perlu merubah namanya bukan vaksin Nusantara, karena menjadi misleading atau misinterpretasi yang seakan-akan itu sudah Nusantara," kata Dicky dikutip dari wawancara eksklusif detik, Minggu (28/5/2022).
Baca Juga : Sidokkes Polres Ngawi Gelar Vaksinasi Presisi TNI-Polri di Pasar Tradisional Kedungmiri
Ia lantas mengatakan vaksin berbasis sel dentrintik sudah banyak, dan vaksin Nusantara bukan yang pertama kali mengembangkannya. Penamaan Vaksin Nusantara, menurut Dicky telah memicu tanggapan beragam masyarakat.
Sebab sudah banyak jurnal internasional yang memberikan ulasan terkait sel dendritik tersebut. "Vaksin berbasis sel dendritik ini kan review-nya sudah banyak. Kita bukan pionir dalam hal ini. Sel dendritik bukan inovasi Indonesia, ini sudah advance untuk melihat bagaimana potensi dari vaksin ini untuk COVID-19," lanjut Dicky.
Sebelumnya, peneliti vaksin Nusantara mengumumkan jurnal vaksin Nusantara telah dimuat secara internasional dalam tulisan bertajuk 'Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the Covid-19 pandemic, Why should it be Ex Vivo?', yang telah dirilis, Kamis (26/5/2022).
Peneliti menyebut alasan dipilihnya pendekatan dendritik untuk vaksin COVID-19 ialah SARS-CoV-2 itu menyebabkan disfungsi sel dendritik. Selain itu, sel dendritik bisa menghasilkan respons sel T yang kuat, bahkan berlangsung lebih lama dibandingkan respons humoral atau alamiah yakni 10 bulan setelah terinfeksi.
Baca Juga : Sidokkes Polres Ngawi Gelar Vaksinasi Presisi TNI-Polri di Pasar Tradisional Kedungmiri
Seperti diketahui, vaksin besutan dr Terawan ini sempat menuai pro kontra. Hal itu karena terkendala uji klinis dan belum mendapat izin dari BPOM.
Kendati demikian, beberapa tokoh mulai anggota DPR hingga para Menteri telah melakukan mengambilan sampel untuk vaksin Nusantara tersebut. Antara lain mereka adalah, Aburizal Bakrie, Gatot Nurmantyo, Sufmi Dasco Ahmad, Emanuel Melkiades Lakalena, Saleh Partaonan Daulay, Adian Napitupulu hingga Luhut Binsar Pandjaitan.