free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Pemerintah Beri 3 Opsi Daging Impor untuk Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Pipit Anggraeni

28 - May - 2022, 01:24

Placeholder
Ilustrasi daging frozen.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Pemerintah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan sejumlah komoditas masyarakat di Indonesia. Salah satunya adalah kebutuhan daging sapi atau kerbau, yang hingga saat ini, untuk memenuhi kebutuhan masih belum dapat lepas dari daging sapi impor.

Namun begitu, bukan berarti pemerintah tidak melakukan upaya, dengan harga daging sapi atau kerbau yang cenderung terbilang masih tinggi. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, ada tiga jenis daging yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.

Baca Juga : Badan Pangan Nasional Dorong Pabrik Gula Beli Produksi Tani Sesuai Kesepakatan

Pertama adalah hot meat yang didapat dengan mendatangkan sapi hidup dari Australia. Lalu daging sapi frozen dari Brazil. Kemudian yang ketiga adalah daging kerbau India.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

"Sapi yang dibilang lokal itu sebagian memang ada yang dibreeding di indonesia. Tapi sebagian besar, sapi bakalan itu di import dari Australia," ujar Arief saat ditemui, Jumat (27/5/2022).

Arief menyebut, impor ketiga jenis daging tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memberikan alternatif kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan daging segar. Impor tersebut masih dilakukan meski saat ini, tercatat ada kenaikan pada harga daging dari sapi hidup atau hot meat.

"Sapi di Australia itu dalam 3 tahun terakhir ini kenaikannya mulai harga 2,6 dollar per kilogram sapi timbang hidup, kemudian naik 2,8 dolar, naik 3 dolar, dan hari ini naik menjadi 4,2 dollar per kilogram berat hidup," terang Arief.

Sehingga, kondisi tersebut juga berpengaruh pada harga karkas daging sapi yang berkisar antara Rp 110 ribu hingga Rp 150 ribu. Untuk itu dirinya menilai, harus mengedukasi bahwa harga daging sapi yang relatif tinggi, dipengaruhi masih bergantungnya Indonesia terhadap daging impor.

"Karena hari ini harga di dunia sekian. Karena kita masih ketergantungan dengan impor. Jadi suka gak suka kita ikut harga," imbuh Arief.

Baca Juga : Peringatan HKN, MPM Honda Jatim Edukasi #Cari_Aman ke 450 Generasi Muda

Sementara itu, dalam neraca pasokan dan kebutuhan daging sapi 2022 yang telah disusun pemerintah, konsumsi per kapita pada 2022 mencapai 2,57 per kg per tahun, meningkat dari konsumsi 2021 di angka 2,46 per kg per tahun. Adapun jumlah penduduk bertambah dari 272,24 juta pada 2021 menjadi 274,85 juta pada 2021 sehingga kebutuhan daging meningkat dari 669.731 ton menjadi 706.388 ton.

Sedangkan produksi nasional pada 2022 ditaksir 436.704 ton, naik dari 423.443 ton pada 2021. Dengan stok awal tahun yang berjumlah 62.485 ton, Indonesia diperkirakan masih defisit 207.199 ton. Pemerintah juga menetapkan stok cadangan sebesar 58.886 ton sehingga kebutuhan impor menyentuh 266.065 ton.

Sementara itu, volume impor disebut cenderung terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Volume impor dari 2019 ke 2020 tercatat turun 0,91 persen dan dari 2020 ke 2021 turun sampai 10,82 persen. Dengan perkiraan impor pada 2022 di angka 266.065 ton.


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Pipit Anggraeni