JATIMTIMES - Lahan seluas 5.000 meter persegi di kawasan New City Malang yang berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dalam waktu dekat akan dibangun Gedung Politeknik Universitas Islam Malang (Unisma) atau Polisma.
Proses awal pembangunan Gedung Polisma sendiri diawali dengan peletakan batu pertama. Di mana, dalam peletakan batu pertama tersebut dihadiri oleh Wali Kota Malang Sutiaji, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Ketua Umum Yayasan Unisma KH Prof Dr H Yaqub Cikusin MSi, dan Rais Syuriah PCNU Kota Malang KH Chamzawi Syakur.
Baca Juga : KJRI Penang Akui Potensi Wisata Kota Batu, Rencanakan Expor Apel
Kemudian dalam acara peletakan batu pertama ini juga dihadiri oleh tiga kiai besar yang ada di Malang Raya. Di antaranya, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hikmah Assalafiyah Poncokusumo KH Ikhsan Nur, Ponpes Syarif Hidayatullah KH Zainul Arifin, serta KH Alif Khan dari Kudusan Malang.
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi mengatakan, dimulainya proses pembangunan Gedung Polisma tersebut merupakan semangat dari seluruh jajaran Yayasan Unisma agar Polisma dapat berkembang secara mandiri dan berkontribusi nyata bagi dunia pendidikan, utamanya di bidang vokasi.
"Bagaimana Polisma bisa melakukan lompatan sendiri tanpa di bawah kebesaran Unisma. Kalau menjadi satu gedungnya dengan Unisma di sana, Polisma tidak terlihat karena kebesaran Unisma," ungkap Maskuri kepada JatimTIMES.com, Rabu (25/5/2022).
Maka dari itu pihak Yayasan Unisma dengan seluruh komponen berusaha semaksimal mungkin untuk mencarikan beberapa alternatif pembangunan Gedung Polisma. Hal itu juga menjadi pelantikan bagi direktur dan seluruh pihak di Yayasan Unisma dalam memajukan Unisma serta Polisma.
"Ingat, lahan ini stimulan, dana Rp 3,5 miliar juga stimulan, setelah itu nyari sendiri untuk mengembangkan ini. Kakak tertua, Unisma ini sudah ikut berfikir pengembangan Polisma, jadi harus maju jangan tetep kecil apalagi semangat Polisma sudah luar biasa," jelas Maskuri.
Pihaknya pun juga memberikan saran agar Polisma nantinya dapat mengembangkan atau menambah program studi (prodi). Maskuri menyebutkan nantinya Polisma dapat menambah prodi yang fokus terhadap produk kecantikan atau skincare.
"Jurusan skincare itu usulan saya untuk bisa dibuka di Polisma karena sekarang menjamur sekali tentang perawatan tubuh wajah di era modern ini berlomba-lomba untuk cantik dan tampan bukan hanya perempuan, tapi juga laki-laki ingin tampan," tutur Maskuri.
Maskuri menyebut, Unisma sebagai kakak tertua di Yayasan Unisma akan selalu memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan potensi yang ada. Salah satunya pengembangan Polisma yang merupakan satu-satunya Politeknik dibawah naungan Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, Direktur Polisma Ana Nuril Achadiyah ST MT mengatakan bahwa pembangunan di lahan 5000 meter persegi ini merupakan tahap pertama. Nantinya akan ada penambahan dan perluasan pembangunan Gedung Polisma seperti yang diharapkan oleh seluruh pihak Yayasan Unisma.
Baca Juga : Ada Ribuan GTT SD dan SMP di Tulungagung Belum Terangkat Jadi ASN PPPK
"Untuk proses pembangunan sesuai planning kemarin estimasi 6 bulan tapi tetap menjadi gedung tumbuh karena sebagai awal lompatan dari Polisma harapannya akan terus berkembang, minimal 5 tahun sudah mulai kelihatan dengan baik dan tumbuh," ujar Ana.
Pihaknya pun bertekad akan berusaha untuk melompat setinggi-tingginya hingga seperti Unisma. Dalam artian, jika Unisma bisa menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Malang Raya, maka Polisma juga harus bisa, dengan memanfaatkan seluruh komponen yang ada.
"Dengan kondisi kekuatan kita bahwa polisma itu politeknik satu-satunya miliknya NU di Jatim. Otomatis harapan kami semua bahwa lulusan nahdliyin yang memiliki minat untuk kuliah di vokasi harapannya ke Polisma," terang Ana.
Lebih lanjut, untuk fasilitas di Gedung Polisma tahap pertama ini akan berisi Gedung Direktorat serta gedung untuk masing-masing prodi. Yakni prodi teknik listrik, teknik mesin, dan teknik komputer jaringan, serta juga yang baru yakni teaching factory.
"Harapannya karena politeknik harus menghasilkan satu produk sehingga produk itu juga ada gedung untuk show room sehingga nanti untuk setiap sivitas akademika bisa kolaborasi dengan politeknik yang lain, industri, supaya bisa menghasilkan produk supaya tidak ada bahasa kuliah nganggur gak ada. Harapannya semua bisa jadi enterpreneur, teknikpreneur yang berlandaskan aswaja," pungkas Ana.