JATIMTIMES - Suasana Ramadan di dalam Rumah Tahanan (Rutan) Perempuan Kelas II A Surabaya yang berlokasi di Porong, Sidoarjo, tidak beda jauh dengan suasana Ramadan pada umumnya. Semua warga binaan yang beragama Islam aktif salat tarawih dan tadarus.
Khusnul (26), salah satu warga binaan, misalnya, mengaku merasakan nuansa Ramadan seperti di kampung halaman, terutama ketika melaksanakan khataman Quran.
Baca Juga : Silaturahmi Ramadan, Pemkot Batu Gelontorkan Rp 2 Miliar untuk Santuni Warga
"Setiap tahun ketika bulan Ramadan ,saya selalu aktif mengikuti kegiatan pembinaan rohani di rutan ini. Dengan mengikuti kegiatan tersebut seolah-olah sudah kembali di kampung," ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan Nur Laili (31). Dia merasa tenang dan adem ketika setiap hari mengikuti kegiatan pembinaan rohani di rutan. Nur Laili sendiri harus menjalani hukuman selama lima tahun karena terlibat kasus narkoba.
"Meski saya ini sebagai warga binaan, ketika sedang menjalani tadarus dan kajian hadis seperti ini, rasanya seperti di kampung sendiri karena pelaksanaan di luar kamar blok," ucap Nur Laili.
Momen Ranadan memang dimanfaatkan warga binaan untuk meningkatkan iman dan ketakwaan. Kondisi berada di balik tembok tahanan tidak menghalangi mereka untuk beribadah.
Sementara itu, Siti Viona Aidilla -kasubsi pelayanan tahanan di Rutan Perempuan Kelas II A Surabaya di Porong- mengatakan, kegiatan warga binaan muslimah selama bulan Ramadan difokuskan ke pembinaan rohani seperti salat tarawih, tadarus, khataman Quran, serta latihan rebana.
Baca Juga : Repdem Tuban Kawal Penyaluran BSP/BPNT, Temukan Sistem Paket Sampai E-warung Bodong
"Tujuannya agar para warga binaan tetap bisa menikmati suasana Ramadan. Dengan harapan iman para warga binaan bertambah, khususnya yang beragama Islam," ucap Siti Viona.
Masih kata Viona, kegiatan tadarus dilakukan bergantian setiap blok. Bahkan ada dua blok yang sudah khatam. Sementara, kajian hadis saat ini sudah dilaksanakan secara mandiri, dibagi per blok. Awalnya dilatih oleh ibu karutan.
"Dengan kegiatan ini diharapkan ketika para tahanan ini sudah keluar, sudah punya bekal. Sudah punya kemampuan yang bisa diterapkan ketika mereka sudah kembali ke masyarakat," pungkasnya.