JATIMTIMES - Beberapa dari kalian tentunya pernah menjumpai orang-orang yang memiliki gigi gingsul. Gigi gingsul sendiri merupakan gigi taring yang tumbuh di luar lengkung geligi. Dalam istilah kedokteran, gigi tersebut disebut sebagai ekstostem.
Keluhan mereka yang memiliki gigi gingsul, adalah kerap kali mengalami sariawan. Selain itu, ketika seusai makan, masih terdapat sisa-sisa makanan menempel pada gigi dan sulit dibersihkan.
Baca Juga : Tips Warna OOTD Pesta untuk Kulit Sawo Matang Ala Farah Quin
Bahkan, terkadang ditemui beberapa orang yang memiliki gigi gingsul, menjadi kurang percaya diri ketika tersenyum. Namun berjalannya waktu, gigi gingsul tak lagi dianggap menjadi sesuatu hal yang menganggu penampilan.
Pada pasien dengan gigi gingsul biasanya mengeluhkan bibirnya sering sariawan, sisa makanan sulit dibersihkan atau kurang percaya diri karena merasa saat tersenyum kurang estetis. Tetapi sebagian pasien ada yang menganggap bahwa gigi gingsul ini merupakan ciri khas tersendiri dan dirasa tidak mengganggu penampilannya.
Sekitar tahun 2013-2018, gigi gingsul merupakan sebuah trend yang pertama kali popular di Negara Jepang, yang disebut sebagai Yaeba. Bahkan para remaja yang giginya sudah rapi pun, menambahkan aksen sehingga tampak seperti gigi gingsul. Caranya dengan membentuk gigi taring menjadi lebih panjang dari ukuran normal menggunakan bahan tambalan gigi.
Para remaja di Jepang ini menganggap bahwa gigi yang cantik adalah gigi yang mirip vampir dan beberapa orang menganggap keberadaan gigi gingsul ini membuat mereka terlihat imut dan awet muda.
Terlepas dari trend Yaeba yang sempat popular di Jepang, sebenarnya gigi gingsul ini menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan gigi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gigi tersebut akan lebih sulit dibersihkan sehingga menimbulkan karang gigi dan gigi berlubang. Hal ini sudah pasti jika dibiarkan gigi menjadi sakit dan mengganggu. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan jika terdapat gigi gingsul?
Dokter gigi Rumah Sakit Islam Unisma (RSI Unisma) drg Endah Damaryanti Sp.Ort, menjelaskan, agar sebaiknya gigi gingsul tersebut tidak dicabut. Hal ini karena jika gigi taring dicabut akan menyebabkan kehilangan fungsi gigi taring untuk mencabik makanan.
Baca Juga : Bu Min Tinjau Donor Darah, Begini Harapannya
Jika gigi taring dicabut, hal itu juga berimbas pada penampilan seseorang, di mana tampak lebih tua karena gigi taring ini posisinya ada di sudut mulut dan merupakan gigi yang memiliki akar yang panjang serta kokoh serta berfungsi membentuk lengkung gigi yang normal.
"Saat gigi taring dicabut, orang tersebut pipinya tampak kempung atau kempot," jelasnya.
Karena itu, wanita yang juga berprofesi sebagai dosen di FKG Universitas Brawijaya ini menyarankan, jika sebaiknya gigi taring yang gingsul dipertahankan. Pasien bisa berkonsultasi untuk dilakukan prosedur merapikan gigi dengan kawat gigi jika dirasa kondisi gigi yang gingsul ini menganggu kenyamanan.
"Dengan menggunakan kawat gigi, maka gigi akan lebih terlihat estetis, sisa makanan mudah dibersihkan dan anda akan mendapatkan kebersihan rongga mulut yang optimal," pungkasnya.