JATIMTIMES - Jagad maya digegerkan dengan sebuah video viral yang memperlihatkan seorang emak-emak mengamuk ke polisi. Emak-emak itu berteriak dan mengaku ditendang kemaluannya oleh polisi.
Tak ayal, aksi emak-emak itu langsung mengundang perhatian. Diketahui, peristiwa itu ternyata merupakan rekaman kejadian saat demo di depan DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) lalu.
Baca Juga : Hasil Gelar Perkara, Kasus Korban Begal Jadi Tersangka Amaq Sinta, Akhirnya Dihentikan
Terkait video viral itu, pihak kepolisian dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebutkan emak-emak itu hanya memprovokasi.
Dalam video yang beredar, emak-emak berjas hujan itu berteriak di tengah jalan sambil memaki polisi.
"Kemaluan saya kamu tendang. Kurang ajar, kamu," teriak emak-emak itu.
Emak-emak berkerudung warna merah itu juga terus mengejar polisi yang disebutnya menendang alat vitalnya. Namun, dalam rekaman video itu tak terlihat adanya aksi polisi saat menendang kemaluan seperti yang diteriakkan emak-emak itu.
"Saya ini perempuan. Kamu tendang-tendang saya. Heii, Dajal kamu. Masa kamu tendang kemaluan saya? Kurang ajar itu orang," kata ibu itu lagi.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Heriyanto pun membantah tuduhan tersebut. Polres Jakarta Pusat telah memeriksa 7 saksi dan hasilnya menyatakan bahwa tidak ada kejadian seperti yang dituduhkan oleh emak-emak tersebut.
"Ada tujuh saksi, tidak ada yang melihat bahwa perbuatan itu ada," ujar Setyo dalam keterangan tertulis.
Setyo menegaskan tidak ada kejadian 'polisi tendang kemaluan' seperti yang dituduhkan emak-emak itu. Jika itu benar, Propam Polri pasti sudah menindaklanjuti kejadian tersebut.
Lebih lanjut, Setyo mengatakan peristiwa yang terekam video itu terjadi saat demo di depan DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) lalu. Ia menduga, emak-emak itu berkata demikian untuk memprovokasi massa agar melakukan kekerasan kepada polisi.
Anggota yang diviralkan 'menendang kemaluan' itu juga sudah dimintai keterangan. Menurut anggota tersebut, emak-emak itu tiba-tiba datang dan memakinya tanpa sebab.
"Hasil keterangan anggota bahwa tiba-tiba ibu-ibu tersebut menghampiri dan mencaci maki tanpa tahu apa penyebabnya," kata Setyo.
Setyo mengatakan peristiwa itu bermula saat anggotanya mengamankan massa demo yang mulai berdatangan sejak pukul 13.00 WIB.
Baca Juga : Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Jalanan hingga Sekolah di Kota Malang Banjir
"Sekitar jam 13.45 WIB pada saat petugas melakukan pemeriksaan massa unjuk rasa dari Slipi, Semanggi, Palmerah, ada sebuah mobil Toyota Kijang Innova dari arah Semanggi parkir di lajur 2 di Jalan Gatot Subroto. Untuk menghindari kemacetan atau penumpukan massa unjuk rasa lainnya, Aiptu RM menegur sopir untuk geser mobil tersebut," kata Setyo dalam keterangannya.
Namun teguran dari Aiptu RM itu justru mendapat respons yang tidak menyenangkan. Secara tiba-tiba muncul ibu-ibu yang datang dan memaki polisi.
Ibu-ibu itu lalu memaki Aiptu RM. Ia juga menarik kerah baju dari Aitpu RM.
Melihat situasi tak kondusif, satu polisi lainnya inisial Iptu W datang untuk melerai. Namun respons ibu-ibu itu malah semakin emosional.
"Ibu tersebut makin marah dan bilang 'polisi Dajal, kurangajar menendang kemaluan saya' dan terus mengejar Aiptu RM. Kemudian Iptu W mengambil sepeda motor dan membawa Aiptu RM," jelas Setyo.
Setyo menambahkan, teriakan makian dari emak-emak itu memancing emosi massa lainnya di lokasi. Bahkan, Aiptu RM dan Iptu W sempat ditimpuki batu oleh massa.
"Massa terprovokasi atas teriakan ibu-ibu tersebut dan melempari batu. Iptu W dan Aiptu RM berhasil keluar dari kepungan massa dan dibawa ke Polsek Metro Tanah Abang," lanjut Setyo.
Setyo juga mengatakan aksi polisi menendang kemaluan emak-emak tidak pernah terjadi sebagaimana yang dituduhkan. Hal itu disebut sebagai upaya untuk memancing amarah massa aksi.
"Kejadian tersebut sebetulnya tidak ada. Hanya untuk memprovokasi massa," ujar Setyo.
Setyo berujar, polisi yang ada di lokasi saat itu juga telah mempersilakan emak-emak tersebut untuk melapor. Namun emak-emak itu malah menghindar sambil mengatakan 'percuma lapor polisi'.