Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Merajut Sejarah Peradaban Islam Nusantara, UNU Blitar Gandeng Langgar Gipo Surabaya

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

03 - Apr - 2022, 20:41

Placeholder
Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Agama Islam UNU Blitar dan Gus Mochammad Yunus, selaku Ketua Takmir Langgar Gipo Surabaya menandatangani naskah kerjasama

JATIMTIMES - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar kembali melakukan terobosan dalam pengembangan pembelajaran kampus. Terkini UNU Blitar melaksanakan kesepakatan kerjasama dengan Ketua Takmir Langgar Gipo Surabaya. Kerjasama yang dilakukan terkait dengan kajian sejarah peradaban Islam.

Naskah kerjasama ditandatangani oleh Dr Arif Muzayin Shofwan selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama Blitar dan Gus Mochammad Yunus, selaku Ketua Takmir Langgar Gipo Surabaya. Penandatanganan dilaksanakan Kamis 31 Maret 2022 di Langgar Gipo Surabaya.

Baca Juga : Jagal Anjing Bikin Geger, Ini Langkah yang Diambil Disnakkan Kabupaten Blitar

Penandatanganan kerjasama tersebut dihadiri oleh Gus Muhammad Choiri, keturunan keenam dari pendiri Langgar Gipo dan beberapa pengurus takmir langgar lainnya. Sementara itu, dari pihak UNU Blitar ada beberapa orang yang hadir, antara lain Muhammad Helmi Hakim (Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan), Setyoadi Pambudi (Kepala Program Studi Perbankan Syariah) dan Muhammad Arqam (Staf Ahli Rektor).

Sebagai informasi, Langgar Gipo didirikan oleh Kiai Haji Sagipodin atau Kiai Haji Abdul Latief bin Kamaluddin yang masih memiliki hubungan darah dengan Sunan Ampel. Salah satu tokoh dari keturunan Kiai Haji Sagipoodin yang bernama Kiai Haji Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Hoofd Bestuuer Nahdlatoel Oelama (HBNO) pertama. Sementara keturunan Kiai Haji Sagipodin yang bernama Kiai Haji Mas Mansyur merupakan Ketua Umum Muhammadiyah keempat dan tercatat pula sebagai pahlawan nasional.

Pada tulisan kayu yang berusia ratusan tahun, tampak Langgar Gipo dibangun dan didirikan oleh keluarga Kiai Haji Sagipodin pada tahun 1744 M. Awalnya, langgar tersebut merupakan tempat ibadah yang digunakan untuk keluarga dan warga sekitar. Namun seiring berjalannya waktu, langgar tersebut menjadi tempat sentra perjuangan Laskar Hizbullah dan lainnya.

Selain itu, Langgar Gipo pada tahun 1888 M tercatat sebagai asrama haji pertama di Surabaya. Para jamaah haji diberangkatkan dan singgah (transit) dari Langgar Gipo lewat jalur Sungai Kalimas.Belum lama ini, tepatnya 22 Februari 2021 Langgar Gipo ditetapkan sebagai warisan cagar budaya oleh Pemerintahan Kota Surabaya melalui SK Wali Kota dengan nomor: 188.45/63/436.1.2/2021.

Dikatakan Arif Muzayin Shofwan, Langgar Gipo menyimpan banyak sejarah lintas kultur, dari tokoh ulama hingga tokoh nasional, dan tokoh-tokoh lainnya. Langgar Gipo akan mengajak belajar tentang peradaban Islam dari sejarah langgar tersebut. Langgar tersebut pernah digunakan oleh H.O.S. Tjokroaminoto sang pendiri Sarekat Islam (SI), Ir. Soekarno yang nasionalis, Kiai Haji Hasan Gipo yang dermawan, dan para ulama lainnya yang tak bisa disebutkan satu-persatu.

“Oleh karena itu, kita harus merajut peradaban Islam di nusantara ini dimulai dari kearifan lokal (local wisdom) bangsa sendiri. Bangsa ini kaya sekali akan peradaban Islam yang pernah dicabik-cabik oleh penjajah kolonial Belanda bertahun-tahun dan harus terus digali oleh generasi penerus,’’ kata Arif selaku Dekan Fakultas Agama Islam UNU Blitar.

Arif menambahkan, hingga kini, materi dalam mata pelajaran atau mata kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) masih banyak berkutat pada sejarah peradaban Islam yang ada di luar bangsa Indonesia. Hal semacam ini lanjut dia, bisa menjadikan anak bangsa tercerabut dari akar budaya bangsanya sendiri.

Baca Juga : Bupati Banyuwangi Harapkan UMKM Sajikan Kuliner Bersih dan Higienis Serta Akrab dengan Digitalisasi

‘’Oleh karena itu, menggali sejarah peradaban Islam dari dalam negeri atau bangsa sendiri merupakan sesuatu hal yang urgen dan harus dilakukan, agar anak bangsa ini tidak tercerabut dari akar budaya bangsa yang ada,’’ tegasnya.

Terkait bentuk kerjasama dengan Takmir Langgar Gipo Surabaya, ke depan UNU Blitar dan Langgar Gipo akan melakukan kajian sejarah dan pemikiran para tokoh yang pernah bersinggungan dengan Langgar Gipo di masa lalu. Kajian akan dilakukan secara tatap muka dan secara virtual melalui zoom meeting, google meet dan media sosial lainnya. 

Kajian yang dilakukan nantinya akan menghadirkan beberapa pengkaji sejarah seperti Gus Asrul Sani dan lainnya. Sedangkan terkait dengan tokoh Nahdlatul Ulama secara khusus dari keluarga besar Kiai Haji Sagipodin seperti Kiai Haji Hasan Gipo (Ketua Umum HBNO pertama), UNU Blitar akan bekerjasama dengan Takmir Langgar Gipo dalam membuat buku biografi beliau.

“Yang terpenting, kita semua berusaha memulai sedikit demi sedikit. Dengan niat yang baik kita pasrahkan semua kepada Tuhan Sang Penguasa Jagad Raya ini. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan-Nya. Kata Bung Karno, tokoh yang menjadi murid kesayangan H.O.S. Tjokroaminoto dan sosok yang pernah bersinggungan langsung dengan Langgar Gipo di masa lalu, ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah’ (Jas Merah). Sebab sejarah merupakan kaca benggala untuk bercermin bagi generasi penerus perjuangan bangsa tercinta ini,’’ pungkas dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam dan Pendidikan Islam Nusantara tersebut mengakhiri.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana