JATIMTIMES - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar bakal memperketat pengawasan aktivitas penyembelihan hewan di Kabupaten Blitar. Pernyataan ini disampaikan pasca warga Blitar dihebohkan dengan munculnya jagal anjing di Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo.
Keberadaan jagal anjing tersebut dibongkar aktivis pecinta binatang yang kemudian diunggah dan viral di medis sosial. Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar juga langsung turun tangan dalam kasus ini.
Baca Juga : Satresnarkoba Polres Kediri Tangkap Dua Pengedar Narkotika Jenis Sabu
Kepala Disnakkan Kabupaten Blitar Toha Mashuri mengatakan, pihaknya prihatin dengan keberadaan jagal anjing di Desa Sidomulyo. Menurutnya, daging anjing bukan termasuk bahan pangan. Anjing adalah hewan yang harus dirawat dengan kasih sayang.
"Tentu kita prihatin. Anjing sebenarnya kan bukan hewan yang harus disembelih untuk dikonsumsi. Karena anjing bukan termasuk bahan pangan. Selain anjing juga kucing, burung, kera adalah binatang peliharaan yang harus dipelihara dengan kasih sayang," kata Toha, Minggu (3/4/2022).
Toha menambahkan, di beberapa daerah di Indonesia seperti di Pasar Tomohon Manado, daging anjing umum dikonsumsi. Namun di Blitar konsumsi daging anjing masih menjadi hal tabu untuk dilakukan.
‘’Saat ini kami masih melakukan pendataan. Karena tidak mungkin mereka terbuka dan akan sembunyi-sembunyi. Mulai saat ini dan akan datang pengawasan akan kami tingkatkan," imbuhnya.
Lebih lanjut Toha menyampaikan, pihaknya tidak akan pernah mengeluarkan surat pernyataan kesehatan hewan jenis anjing untuk disembelih dan dikonsumsi. "Selain meningkatkan pengawasan, kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera melapor ke Disnakkan atau ke kepolisian jika di sekitarnya ditemukan praktek tidak normal seperti ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, keberadaan rumah yang diduga menjadi tempat penjagalan anjing dilaporkan ke Polres Blitar. Lokasi rumah tersebut berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.
Baca Juga : Kawasan Kayutangan Heritage Ditutup Selama Sore Akhir Pekan di Bulan Suci Ramadan
Keberadaan tempat tersebut diungkap oleh aktivis dari Animals Hope Shelter. Saat didatangi polisi, diketahui ada puluhan ekor anjing yang kondisinya memprihatinkan. Mereka dikurung dan diperlakukan tidak wajar. Dari video yang dibagikan melalui akun instagram @ahsforindonesia terlihat ada delapan ekor anjing dikerangkeng. Satu di antaranya sengaja diikat mulutnya dengan tali rafia dan badannya dibungkus dengan karung.
Selain delapan anjing dalam kerangkeng ada pula puluhan anjing yang ditempatkan di dalam satu ruangan terkunci dan tertutup rapat. Tak berhenti sampai di situ, ada pula enam ekor anjing yang kondisinya sudah mati terpotong-potong disimpan di dalam lemari pendingin.
Kristian Adi Wibowo aktivis yang mendatangi rumah jagal anjing tersebut kemudian melaporkan kejadian ini ke Polres Blitar. "Ada 32 ekor anjing. Kita membuat laporan resminya di Polres Blitar," kata Adi dikutip dari video yang diunggah di akun instagram @ahsforindonesia.