Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Dinilai Tidak Aspiratif, 25 DPC Demokrat di Jatim Pertanyakan Keputusan DPP Pilih Emil Dardak jadi Ketua DPD

Penulis : Redaksi - Editor : Heryanto

03 - Apr - 2022, 06:22

Placeholder
Ilustrasi pertarungan dua calon Ketua DPD Demokrat Jawa Timur pada Musda VI di Surabaya pada 20 Januari 2022 (Foto: Ilustrator/Kevin)

JATIMTIMES - Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat memilih Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Timur menjadi tanda tanya besar 25 DPC se Jawa Timur. 

Pasalnya, pria yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut hanya mengantongi 13 suara DPC ditambah satu suara DPD saat Musda VI Demokrat Jatim di Surabaya pada 20 Januari 2022 lalu.

Baca Juga : Solar Langka, Ini Harapan Nelayan Banyuwangi  

Sementara, pesaing terberatnya, Bayu Airlangga mendapat dukungan 25 DPC Demokrat se Jawa Timur. 

Bagi 25 DPC pendukung Bayu Airlangga, keputusan DPP Demokrat tersebut tidak mencerminkan aspek profesionalisme, aspiratif dan demokratif yang selama ini selalu digembar-gemborkan.  

Mereka mempertanyakan apa alasan DPP dalam hal ini Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam menetapkan Emil Dardak sebagai nahkoda Demokrat Jatim lima tahun ke depan. 

Ketua DPC Demokrat Madiun Drs Istono M.Pd mengatakan Partai Demokrat yang

selama ini terkenal lantang menyuarakan pentingnya kepemimpinan demokratis di era reformasi menjadi ternodai dengan keputusan memilih Emil Dardak jadi nahkoda baru Demokrat Jatim. 

“Tim 3 yakni Ketum AHY, Sekjen dan BPOKK adalah penentu siapa yang dianggap layak memimpin Demokrat Jatim  setelah kedua calon mengikuti fit and proper test.

Ketum AHY harus menjelaskan kepada kami 25 DPC di Jatim, dimana titik kekurangan Bayu (sapaan akrab Bayu Airlangga) dalam membangun jaringan dan membesarkan Demokrat Jatim,” tegas Istono, Minggu (3/4/2022).

Termasuk, lanjut Istono, apakah benar loyalitas Bayu terhadap ketua umum dan Partai Demokrat diragukan?.

“Jangan-jangan di internal DPP ada segelintir oknum elit partai yang sengaja ingin menghancurkan nama baik Demokrat dari dalam. Tidak hanya kami para kader Demokrat, masyarakat juga akan bertanya-tanya, buat apa menggelar Musda kalau ujung-ujungnya ditentukan oleh segelintir elit saja,” paparnya. 

Dia benar-benar menyayangkan mengapa DPP dengan gegabah mengeluarkan keputusan yang merusak citra Demokrat selama ini sebagai partai yang demokratis dan aspiratif. 

Istono juga meminta Ketum AHY menjelaskan kepada 25 DPC pendukung Bayu Airlangga, apa kekurangan menantu Pakde Karwo tersebut. Apalagi, menurutnya, Bayu lebih lama dan loyal kepada Demokrat Jatim.

Istono justru mencurigai ada begal-begal politik yang sengaja mempengaruhi keputusan AHY memilih Emil Dardak sebagai Ketua DPD.

"Ada apa dengan Demokrat Jatim yang merupakan tanah kelahiran Pak SBY? Katanya demokratis, tapi nyatanya kami sangat sakit begitu keputusan-keputusan besar yang diambil oleh elite partai tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis," bebernya.

Baca Juga : Jelang Bulan Suci Ramadan, Polres Pamekasan Ungkap Kasus Premanisme hingga Miras

Hal senada disampaikan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang Ir Ghufron Marzuki. Ia juga menyayangkan keputusan DPP Demokrat yang dinilainya tidak aspiratif dan tidak demokratis . Menurutnya, lebih baik tidak ada Musda apabila hasilnya tidak demokratis.

"Jadi kami selaku pemegang suara Musda menyayangkan keputusan DPP yang kami anggap tidak demokratis. Jadi kalau kemarin Ketua BPOKK Herman Khoeron menyatakan memilih Emil karena lebih loyal, itu saya kira menyakitkan. Kalau mau jujur pasti akan bisa dilihat selama ini siapa yang lebih loyal dan serius mengurus partai," beber Ghufron.

Menurutnya, loyalitas itu bisa dibuktikan salah satunya adanya dukungan yang riil dari DPC. 

“Mas Bayu didukung 25 DPC, apa itu bukan loyalitas tertinggi untuk Pak AHY? Itu bentuk loyalitas yang sangat nyata," imbuhnya. 

Keputusan DPP Demokrat tersebut, lanjut Ghufron, justru akan menjadi contoh politik yang tidak baik.

“Tidak perlu mengajari kader untuk berdemokrasi dengan baik kalau faktanya apa yang dilakukan DPP sendiri bertolak belakang dengan  apa yang disampaikan. Padahal, Mas Ketum AHY selama ini mengajari kami agar aspiratif, profesional dan demokratis. Kenyataannya???,” sindir Ghufron. 

Seperti diketahui, DPP Partai Demokrat menunjuk Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Padahal dalam Musda VI DPD Partai Demokrat Jatim yang digelar di Surabaya pada 20 Januari 2022 lalu, Emil Elestianto Dardak hanya meraih 13 dukungan DPC ditambah satu dukungan DPD. 

Sementara, Bayu Airlangga meraih dukungan lebih banyak yakni 25 DPC. Suara DPP sendiri abstain.

Emil sendiri sebelumnya menjabat sebagai Plt Ketua Demokrat Jatim sejak September 2020 lalu menggantikan Renville Antonio yang ditunjuk DPP Demokrat sebagai Bendahara Umum.

Sedangkan Bayu Airlangga merupakan Plt Sekretaris Demokrat Jatim sejak September 2020 lalu. Ia merupakan menantu Pakde Karwo, dan saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Jatim.


Topik

Politik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Redaksi

Editor

Heryanto