JATIMTIMES - Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Tuban menyelenggarakan pendidikan politik bagi kader bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Rabu (23/3/2022) sore. Acara digelar dengan mengusung tema 'Tuban dan Pemuda Negarawan dalam menyongsong Tahun 2024'.
Kegiatan tersebut diikuti pengurus PDPM Tuban, Perwakilan PCPM Se-Kabupaten Tuban, Ayahanda PD Muhammadiyah Tuban, Ibunda PD ‘Aisyiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah, PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kwarda Hisbul Wathon, Pimda Tapak Suci dan Kader-kader Muhammadiyah.
Baca Juga : Viral, TikTokers Pertanyakan Banner Presiden Jokowi yang Berjejer di Kawasan Menuju Sirkuit MotoGP Mandalika
Acara dikemas dengan Focus Grup Discussion (FGD) menghadirkan Wakil Sekretaris Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga PWPM Jatim Zaki Astofani, Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga PP Pemuda Muhammadiyah Ali Muthohirin dan Analis dan Direktur IndoStrategy Research and Consulting Arif Nurul Imam.
Menurut Ali Muthohirin, dalam ruang lingkup berorganisasi theologi-nya kepada Wama arsalna ka illa rahmatan lil alamin. Karena sejak sebelum kemerdekaan sampai sekarang banyak sekali kontribusi dari Muhammadiyah kepada bangsa ini.
Menjadi kader negarawan tidak ujug-ujug ada sejarah yang perlu kita pelajari. Dia mengingatkan kader kepada Khittah Jambi tentang Gerakan Pemuda Negarawan, terdapat lima poin penting yang bisa diaplikasikan kader daerah menjelang tahun 2024. Khittah itu yakni pertama memiliki integritas dan kapasitas untuk mengajarkan dan mengamalkan Islam yang wasathiyah.
Kedua memiliki pandangan nasionalis religius dan menjadi garda terdepan dalam mengawal kepentingan bangsa dan negara serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Ketiga mengedepankan etika politik kenegaraan yang menjadi ciri khas Persyarikatan Muhammadiyah. Keempat tanggung jawab dalam meraih dan mengawal kekuasaan demi kesejahteraan rakyat. Kelima berperan aktif menyuarakan isu-isu internasional.
"Ada poin-poin khittah jambi dapat kita tarik dan aplikasikan oleh Kader Pemuda Muhammadiyah di daerah, termasuk Tuban. Yang ke 4 misalnya," papar Ali Muthohirin kepada peserta.
Dia menambahkan, persinggungan pemuda Muhammadiyah dengan Politik tidak untuk membawa Pemuda Muhammadiyah sebagai Organisasi Politik. Namun untuk diketahui Bersama bahwa dakwah amar makruf nahi munkar juga bisa dilaksanakan melalui ranah Politik.
"Tidak untuk mencampur adukkan, tetapi lebih mencari sarana lain untuk berdakwah selain melalui jalur sosial kemasyarakatan, kesehatan dan pendidikan," imbuhnya
Baca Juga : Rapat Paripurna DPRD Tulungagung Bahas Beberapa Agenda Sidang, Berikut Penjelasannya
Sementara Analis dan Direktur IndoStrategy Research and Consulting Arif Nurul Imam dalam kacamata pengamat politiknya berpendapat kader - kader Muhammadiyah di tahun kontestasi 2024 harus didistribusikan atau menempatkan di peran - peran politik praktis dalam bingkai negara demokratis.
"Harusnya sudah mulai masuk. Karena tantangan organisasi termasuk distribusi kader tidak lagi bicara nilai ideologi saja, tapi juga bahasan praktis yang dibutuhkan dalam berpolitik," ujarnya.
Alasannya, Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu Organisasi kepemudaan yang besar di Indonesia, khususnya di Tuban, Pemuda Muhammadiyah berkewajiban untuk berdakwah dalam berbagai bidang, termasuk di bidang politik.
"Kebijakan-kebijakan dan langkah Pemerintah yang pro kepada masyarakat tidak akan mudah dilakukan jika tidak ada orang baik di dalamnya dan hal tersebut menjadi peluang Kader Pemuda Muhammadiyah untuk ambil bagian," imbuhnya.
"Pemuda Muhammadiyah harus ambil bagian sebagai agent of change menuju Indonesia emas, menyiapkan kader-kader Pemuda Negarawan yang unggul , berdaya saing serta adaptif dalam menghadapi perubahan zaman," tandasnya.