JATIMTIMES - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Abdul Musawir Yahya memberikan penjelasan terkait peristiwa penggeledahan oleh aparat kepolisian terhadap kader IMM saat di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (8/3/2022) lalu.
Abdul mengungkapkan, bahwa penggeledehan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar pada hari Selasa (8/3/2022) sekitar pukul 01.00 WITA mulanya untuk mencari kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pasca aksi penolakan kenaikan harga minyak goreng di depan Gedung DPRD Kota Makassar, Senin (7/3/2022) yang berakhir ricuh.
Baca Juga : Seorang Pria Ditemukan Tewas di Ladang Kepanjen
"Ketika dilacak, titik kerumunnya anak PMII itu ada di sekitar Pusdam Gowa, akhirnya digerebek. Di sana ada kader IMM dan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ditanya terlibat aksi (berujung ricuh) atau tidak, ternyata tidak ditemukan," ujar Abdul kepada JatimTIMES.com melalui sambungan telepon, Minggu (20/3/2022).
Pihaknya pun menegaskan bahwa tidak terdapat penggerebekan atau penggeledahan seperti yang dibayangkan. Abdul menuturkan, aparat kepolisian mendatangi Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Gowa untuk mencari kader PMII yang terlibat kericuhan dan pelanggaran aksi di depan Kantor DPRD Kota Makassar, Senin (7/3/2022) lalu.
"Cuma itu waktu pencarian kader PMII aja, ada nggak di situ. Di Pusdam ada IPM dan IMM sekitar 8 orang. Jadi mereka bersaksi di antara delapan orang ini bahwa ya santai saja, ketawa-ketawa aja (saat penggeledahan)," jelas Abdul.
Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengatakan, saat ini jajaran Pengurus Cabang IMM Kabupaten Gowa meminta pihak kepolisian Polrestabes Makassar untuk datang ke Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Gowa untuk menyatakan permintaan maaf.
Kemudian, para kader IMM dan IPM menggelar aksi dengan titik kumpul di Polrestabes Makassar. Di mana dalam aksi tersebut terdapat dua poin tuntutan yang ditujukan kepada Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budi Haryanto.
Pertama, menuntut Kapolrestabes Makassar meminta maaf secara lisan dan tertulis kepada seluruh kader Muhammadiyah atas tindakan bawahannya yang semena-mena dan tidak sesuai dengan kode etik profesi kepolisian. Kedua, menuntut Kapolrestabes Makassar untuk mengevaluasi kinerja bawahannya yang bertanggungjawab atas kasus tersebut.
Baca Juga : Kembali Jadi Sorotan, Benarkah Jet Pribadi Juragan 99 Milik Perusahaan AS?
Hal itu menjadi permintaan dari para kader IMM dan IPM agar tidak timbul persepsi buruk dari masyarakat atas organisasi Muhammadiyah maupun organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan Muhammadiyah.
"Itu (pihak kepolisian) mau datang ke Pusdam (minta maaf), tetapi didemo duluan sama teman-teman akhirnya direschedule. Jadi pas mau berangkat ke Pusat Dakwah Muhammadiyah di demo, akhir direschedule hari Senin (21/3/2022) besok ini," jelas Abdul.
Sementara itu, pihaknya berharap agar aparat kepolisian lebih berhati-hati lagi dalam melakukan tindakan serta sesegera mungkin melakukan klarifikasi terkait kejadian penggeledahan yang dilakukan di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Gowa.
Karena pihaknya khawatir, masyarakat sekitar akan menandai para kader IMM, IPM serta Muhammadiyah terutama di wilayah Kabupaten Gowa terdapat pelanggaran hukum yang terjadi. "Langkah selanjutnya polisi diharapkan berhati-hati dan lebih selektif untuk memilih kasus yang akan ditangani," pungkas Abdul.