JATIMTIMES - Hingga detik ini minyak goreng masih (migor) menjadi suatu barang langka yang tengah menjadi perburuan oleh banyak masyarakat.
Sebab, keberadaan komoditi jenis satu ini masih sulit ditemukan. Hasilnya, membuat masyarakat seolah berlomba-lomba untuk mendapatkan komoditi yang memiliki fungsi untuk menggoreng makanan tersebut.
Baca Juga : Tagar Tangkap 2 Anak Jokowi sedang Bertengger di Puncak Trending Twitter
Sulitnya untuk mendapatkan pasokan minyak goreng ini juga diungkapkan oleh Ibu Koir, salah satu pedagang di Pasar Bandar Kota Kediri Jawa Timur.
Beberapa hari ini Koir mengaku kesulitan untuk mendapatkan stok minyak goreng, yang membuat dirinya harus membeli minyak goreng ke sesama pedagang di Pasar Bandar yang memiliki stok minyak goreng.
Ironinya, dalam pembelian minyak goreng tersebut diberlakukan adanya ketentuan. Di mana Koir terpaksa harus membeli barang lain untuk bisa mendapatkan sebuah minyak goreng.
"Jadi belinya harus sepaket. Misalnya saya beli minyak 1 liter. Tapi kita juga harus membeli satu produk mie instan atau pun teh (bisa memilih). Dengan harga Rp 16 ribu itu, kita mendapatkan satu liter minyak goreng kemasan premium beserta satu produk mie instan atau pun teh," ujarnya kepada Jatimtimes.com saat ditemui di lokasi penjualannya.
Baca Juga : AHY ke Luhut soal Big Data Penundaan Pemilu: Jangan Memanipulasi Suara Rakyat
Meski begitu, Koir tetap membeli barang tersebut, lantaran tak ingin tokonya tidak ada stok minyak goreng. "Saya beli agar stok di toko ada. Sedangkan minyak goreng dan mie instan itu tetap saya jual dengan ketentuan paket juga seharga Rp 17 ribu. Jadi saya hanya ambil untung seribu rupiah saja," tuturnya.
Diketahui, berdasarkan pantauan di lapangan, banyak para pedagang yang masih menjual minyak goreng dengan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal itu dilakukan para pedagang dengan alasan stok minyak goreng masih langka atau tak banyak pula dari mereka yang mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sudah tinggi.