JATIMTIMES - Sudah empat tahun, empat orang relawan menjaga perlintasan di lokasi kecelakaan bus Vs Kereta Api. Dari empat orang ini, sepakat terbagi menjadi dua shift yang menjaga perlintasan setiap hari.
Salah satu relawan, Yona Ferdianto (32) mengatakan, ia tidak dibayar oleh siapapun, baik dari PJKA atau Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung. Uang yang didapatnya hanya pemberian sukarela dari pengguna jalan yang melintas.
Baca Juga : Kini, TKP Laka Bus Vs KA di Tulungagung Dipasang Sekat Pembatas Jalan
"Tidak ada bayaran, namun pengguna jalan ini banyak yang baik hati. Memberi kami seikhlasnya," kata Yona, Rabu (2/3/2022).
Menjadi relawan selama empat tahun banyak pengalaman yang didapatkan termasuk yang aneh dan cukup mengerikan. "Dua kali menyelamatkan orang mau mengakhiri hidup di rel. Pertama di selatan sana dan kedua di lokasi berbeda," ujarnya.
Lokasi kejadian kecelakaan bus Vs Kereta Api yang ia jaga dulunya sering ada kejadian orang tertabrak KA. Namun, dengan adanya relawan penjaga perlintasan jumlah kecelakaan menjadi berkurang.
"Saat kejadian bus itu, siangnya saya jadwal jaga. Tapi karena kejadiannya masih sangat pagi maka saya belum datang," ungkapnya.
Jadwal jaga di perlintasan ini, shift pagi mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Dilanjutkan shift malam hingga pukul 22.00 WIB. "Karena ada kejadian itu, saya tidak mungkin jaga di sini," tambah pria asli warga Desa Ketanon ini.
Dirinya tak pernah melihat hal mistis, meski banyak pengendara yang ia ketahui tidak melihat ada kereta meski telah dekat. "Biasanya yang melamun dan pikirannya kosong, ada kereta tidak tahu lalu kita teriaki dan sadar jika kereta sudah dekat," imbuhnya.
Baca Juga : Berawal Permohonan Hujan, Ternyata Begini Asal Seni Tradisional TibanĀ
Selepas kecelakaan, sudah ada YouTuber yang membuat konten di TKP. Iapun meminta media ini melihat akun hasil ritual yang dilakukan pada Senin (1/3) tengah malam.
"Katanya sambil dibersihkan dari mahkluk halusnya, tapi saya dan teman-teman tidak pernah melihat yang begituan (mistis)," tuturnya.
Pria ramah dan murah senyum ini berharap sirine yang selama tiga tahun rusak agar diperbaiki pihak terkait. Pasalnya, jika sirine hidup, saat relawan tidak ada di tempat setidaknya dapat mengingatkan secara otomatis jika ada kereta yang hendak melintas.