JATIMTIMES - Terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah-sekolah di wilayah Banyuwangi sedikit terganggu. Bahkan beberapa sekolah memutuskan menggelar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau KBM secara di luar jaringan (daring) bagi siswanya.
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di wilayah Banyuwangi saat ini terbelah karena ada sebagian sekolah yang tetap menggelar PTMT 50 persen. Sedangkan sebagian lain mendapatkan rekomendasi Satgas Covid-19 untuk menggelar PJJ atau KBM secara daring karena beberapa temuan kasus positif pada beberapa siswa.
Baca Juga : Isu Efek Samping Vaksin Booster, Dinkes Kota Kediri Bakal Genjot Sosialisasi
Menurut Suratno, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, petugas kesehatan melakukan tracing beberapa siswa Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banyuwangi dan menyatakan beberapa dari mereka positif terpapar Covid-19.
”Bahkan beberapa SMP bukan hanya kelas tetapi satu sekolah yang menggelar PJJ. Misalnya SMP Negeri 2 Kalipuro dan terakhir di SMP Negeri 2 Tegaldlimo setelah petugas melakukan tracing dan testing ternyata menemukan belasan siswa dan guru yang positif Covid,” jelasnya.
“Sehingga dalam upaya melindungi semua dan sekaligus menunggu agar siswa yang sakit bisa terlihat jelas dan setelah lima hari berikutnya sekolah tersebut akan melaksanakan kembali PTMT,” imbuh pejabat asal Genteng itu.
Dalam pencegahan dan penaggulangan Covid-19 di lingkungan sekolah di wilayah Banyuwangi untuk penanganannya berbasis sekolah. Sehingga tidak ada konsep PJJ total untuk semua sekolah di wilayah Banyuwangi tetap melihat kasus per kasus dari semua sekolah yang ada.
“Saat ini tidak semua sekolah di Banyuwangi melaksanakan PJJ tetapi sebagian tetap menggelar PTMT 50 persen yang tentunya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya,” tambah Suratno.
Tidak lupa Suratno menyarankan kepada orangtua/wali murid yaitu sama dengan yang ada di sekolah kunci penanganan pandemi ini konsisten dalam mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes) minimal menggunakan masker dengan baik dan benar.
“Kunci kedua adalah vaksinasi. Kami menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang mendorong putra-putri mereka untuk melakukan vaksinasi sampai dosis kedua,” pungkas Suratno.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta 20 Februari 2022, Detik-Detik Pertemuan Aldebaran dan Reyna
Seperti diberitakan sebelumnya, SMP Negeri 1 Giri Banyuwangi merupakan salasatu sekolah yang hampir sepekan menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara dalam jaringan (Ddaring) sesuai dengan rekomendasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kecamatan Giri Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).
Menurut Sudarman, Kepala Sekolah SMP Negeri 1, pada minggu yang lalu salah seorang guru sekolah tersebut yang memiliki riwayat sakit jantung mengeluh sakit saat mengajar di kelas. Kemudian beberapa guru mengantar untuk berobat ke Puskesmas Mojopanggung.
Setelah sampai di puskesmas petugas melakukan tes swab dan hasilnya guru tersebut positif terkena Covid. ”Sesuai dengan SOP yang ada, tenaga kesehatan melakukan tracing kepada semua guru SMP Negeri 1 Giri dan hasilnya negatif, termasuk para guru yang mengantar yang bersangkutan ke puskesmas,” jelas Sudarman di Ruang kerjanya.
Kemudian dilanjutkan dengan tracing kepada siswa dua kelas yang hari itu diajar oleh guru yang dinyatakan positif terpapar Covid dan hasilnya petugas kesehatan menemukan sekitar 8 siswa dinyatakan positif. Selanjutnya nakes Puskesmas Mojopanguung bersama dengan pihak sekolah melaporkan kepada Ketua Satgas Covid 19 Kecamatan dan rekomendasinya supaya KBM dilaksanakan secara daring.