JATIMTIMES - Petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mulai beralih menggunakan pupuk organik untuk merawat tanamannya. Seperti yang terpantau di wilayah Blitar selatan tepatnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Wates. Petani memilih pupuk organik karena selain memiliki banyak manfaat juga lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia.
Hasyim Asyarie, petani cabai di Desa Tulungrejo mengatakan, dirinya beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik untuk merawat tanaman pertanian. Hasilnya, tanaman cabai yang ia tanam tumbuh subur. Disamping itu tanaman juga minim dari serangan hama.
Baca Juga : Sederet Public Figure Meninggal karena Covid-19, Terakhir Dorce Gamalama
‘’Menurut saya hasil tanaman lebih memuaskan, tumbuh subur dan minim serangan hama. Hasilnya jauh lebih baik dibandingkan memakai pupuk anorganik atau kimia. Lebih subur. Buah cabainya tumbuh lebih lebat dan daun lebih hijau,” kata Hasyim, Sabtu (19/2/2022).
Pupuk organik yang digunakan Hasyim dan petani lain di wilayah Blitar selatan adalah pupuk organik cair ‘Pepetani’ berbahan baku kotoran sapi yang diolah melalui proses fermentasi.Pupuk ini adalah hasil dari inovasi Gapoktan Kabupaten Blitar. Pupuk organik ini belakangan banyak digunakan oleh petani di wilayah Blitar selatan salah satunya petani di Kecamatan Wates.
Menurut Hasyim, selain produksi cabai lebih melimpah, penggunaan pupuk organik ini setelah dievaluasi ternyata mampu menekan biaya produksi pertanian dibanding dengan menggunakan pupuk kimia.
‘’Pupuk organik ini inovasi dari Gapoktan. Saya pilih pupuk organik karena pupuk kimia mahal dan agak sulit didapatkan. Dan ternyata penggunaan pupuk organik ini lebih bagus. Saya sudah tiga kali menanam cabai dengan pupuk organik, hasilnya tiga kali lipat lebih banyak disbanding pupuk kimia. Saya menanam cabai di luasan lahan 3 are dengan pupuk organik sekali petik saya mendapatkan 6 kwintal. Dulu saat memakai pupuk kimia sekali petik saya mendapatkan 200 kilo. Selisihnya jauh sekali,’’ jlentrehnya.
Petani di wilayah Blitar selatan telah membuktikan keberhasilan bertani dengan menggunakan pupuk organik. Dengan keberhasilan ini Hasyim berharap kepada pemerintah agar mendorong seluruh petani khususnya petani di Kabupaten Blitar agar beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik.
‘’Pupuk organik terbukti lebih baik disbanding pupuk kimia. Kami berharap Pemkab Blitar agar mendorong petani menggunakan pupuk organik untuk kualitas tanaman dan hasil panen yang lebih baik,’’ tukas Hasyim.
Meningkatnya produktivitas petani setelah menggunakan pupuk organik tak lepas dari inovasi yang dilakukan Gapoktan Kabupaten Blitar. Sekretaris Gapoktan Kabupaten Blitar,Jemono, mengatakan pembuatan pupuk organik oleh Gapoktan ini merupakan strategi menyikapi kebijakan pemerintah yang mengurangi pasokan pupuk bersubsidi dalam beberapa tahun terakhir. Kelebihan dari pupuk organik yang diberi nama Pepetani diantaranya ramah lingkungan, buahnya lebih sehat dan tahan dari serangan hama penyakit.
Baca Juga : Pekerja Bangunan di Blitar Tewas Tertimpa Tembok Rumah
Dalam pengaplikasian pupuk ini Gapoktan juga sudah melalui serangkaian riset dan demplot farm. Hasilnya pupuk organik ini bisa diaplikasikan untuk segala jenis tanaman.
‘’Jika dilihat dari analisa usaha,penggunaan pupuk organik dari inovasi kita ini dari segi biaya jauh lebih murah dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia,’’ ungkap Jemono.
Lebih dalam Jemono menyampaikan, bahan baku pupuk organik cair ini adalah limbah kotoran ternak.Menurutnya bahan baku pupuk ini tidak sulit didapatkan karena mayoritas petani di Kabupaten Blitar khususnya yang berada di wilayah Blitar selatan juga adalah peternak.
‘’Petani sebenarnya mampu membuat sendiri pupuk organik, karena bahan bakunya ada di sekitar mereka. Disinilah kami mendorong petani untuk terus berinovasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian,’’ pungkas Jemono.