JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji telah bersiap mengusulkan balai pendidikan dan pelatihan (diklat) milik pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) untuk digunakan sebagai isolasi terpusat (isoter), menangani pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Balai diklat tersebut yakni milik Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI dan Pemprov Jatim. Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan jajaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara-Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) RI terkait usulan balai diklat yang keinginannya dapat digunakan sebagai isoter.
Baca Juga : Hingga Pertengahan Februari 2022, 50 Nakes Kota Malang Terpapar Covid-19
Hal itu akan dilakukan oleh Sutiaji untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan tempat tidur atau bed di masing-masing isoter yang ada, di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang yang terus meningkat. Sementara, saat ini Kota Malang telah mengoperasikan isoter SKB Blimbing dengan kapasitas 52 tempat tidur.
"Hari ini mungkin kami akan telepon dulu ke Kementerian Dalam Negeri, ada dua Balai Diklat ya, terus juga menghubungi Bu Gubernur dengan Pak Sekda untuk membuka balai diklat yang di Jalan Kawi," ungkap Sutiaji kepada JatimTIMES.com, Kamis (17/2/2022).
Pasalnya, untuk isoter Rumah Sakit Lapangan (RSL) Ijen Boulevard pengelolaannya langsung dilakukan oleh Pemprov Jatim. Kemudian pasien yang dapat berada di isoter RSL Ijen Boulevard tidak hanya berasal dari Kota Malang, melainkan juga terbuka bagi masyarakat luas sekitar Kota Malang.
"Saya katakan seminggu lalu dokter kohar bilang sudah 300 lebih, artinya bahwa kami siapkan lagi dari kementerian dalam negeri balai diklat akan jadi isoter, SE dari KemenPAN-RB juga terbit balai diklat bisa digunakan untuk isoter jika sangat dibutuhkan," jelas Sutiaji.
Lebih lanjut, Sutiaji juga menyampaikan bahwa untuk balai diklat milik Kemendagri RI yang berlokasi di Jalan Raya Langsep Nomor 7, Kota Malang, memiliki kapasitas sekitar 90 tempat tidur. Kemudian untuk balai diklat BPSDM Jawa Timur yang berada di Jalan Kawi Nomor 41, Kota Malang memiliki kapasitas 254 tempat tidur.
Pihaknya berharap, agar kasus Covid-19 di Kota Malang segera melandai. Sutiaji pun berkeyakinan pada akhir Februari atau awal Maret 2022 kasus Covid-19 di Kota Malang semakin melandai.
"Prediksi akhir bulan ada penurunan kasus (Covid-19) dengan (peningkatan) kesembuhan. Kemarin 624 (positif Covid-19) sembuhnya 489," ujar Sutiaji.
Baca Juga : Didampingi Kapolres, Wabup Jember Pantau Langsung Vaksinasi Anak dan Lansia di Jember
Orang nomor satu di Pemkot Malang ini akan terus melakukan penguatan tracing, testing dan treatment. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan kondisi Kota Malang agar kembali normal dengan tidak adanya penambahan kasus positif Covid-19.
Sementara itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Malang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala maupun gejala ringan agar dapat melakukan isolasi mandiri (isoman) di kediamannya masing-masing.
"Kita harapkan yang tidak bergejala memungkinkan menjalani isoman. Kita lakukan percepatan, BOR kita masih jauh, mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan (BOR)," pungkas Sutiaji.
Sebagai informasi, berdasarkan data di infocovid19.jatimprov.go.id per hari Kamis (17/2/2022), terdapat tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 608 orang, angka kesembuhan dari Covid-19 sebanyak 788 orang, kematian akibat Covid-19 2 orang dan terdapat pengurangan 182 kasus aktif.
Sehingga, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per hari ini berjumlah 21.641 orang, kasus sembuh dari Covid-19 berjumlah 17.868 orang, meninggal dunia 1.139 orang dan kasus aktif Covid-19 2.634 orang. Lalu untuk recovery rate saat ini sebesar 82,57 persen dan fatality rate sebesar 5,26 persen.