free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Kawal Program Koorporasi, Mas Dhito Cek Rutin Kondisi Kesehatan Sapi

Penulis : Eko Arif Setiono - Editor : A Yahya

05 - Feb - 2022, 03:14

Placeholder
Bupati Kediri saat mengunjungi kandang salah satu peternak di Kabupaten Kediri. (eko arif s/Jatimtimes)

JATIMTIMES - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono atau yang kerap disapa Mas Dhito menginginkan kesehatan sapi-sapi pada program koorporasi sapi selalu dimonitoring untuk memastikan proses pengembangbiakan berjalan dengan baik dan menghasilkan sapi yang berkualitas. 

Pendampingan dan pengembangan program koorporasi sapi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri. Salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan rutin dan USG untuk sapi-sapi tersebut. 

Baca Juga : Hari Kanker Sedunia, Bunda Fey Ketua YKI Kota Kediri Ajak Lakukan Pemeriksaan Dini

Dari pemeriksaan USG sapi yang dilakukan pada 2 dan 3 Februari ini terdeteksi 4 sapi di Kandang Kelompok tani Subur, Dsa Tales, Kecamatan Ngadiluwih.  “Kita (Pemerintah Kabupaten Kediri) telah melakukan pemeriksaan kebuntingan dan kesehatan sapi impor 35 ekor di Kelompok Tani Subur,” Kata Kepala Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan, Tutik Purwaningsih. 

Pemeriksaan ini, kata Tutik, dilakukan untuk menjaga kualitas sapi-sapi dari Program 1000 sapi yang dibawa oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dari Kementerian Pertanian RI ini.

Pihaknya menerangkan, Selain USG juga dilakukan pemeriksaan kesahatan dari sapi-sapi tersebut. Seperti pemberian obat cacing, vitamin, timbang badan, pengambilan sampel darah, cek kehamilan, hingga inseminasi buatan (IB).

“Pemeriksaan kesehatan hewan dilihat dari badan sapi ini dengan penimbangan berat badan juga pengambilan sampel feses untuk mengetahui sapi cacingan tidak,” terangnya pada Jumat (4/2/2022) 

Sedangkan untuk Fattening treatment kesehatan yang diberikan untuk sapi-sapi serupa dengan indukan impor. Tutik menambahkan, tantangan bagi  pemeriksaan sapi ini justru pada indukan impor yang notabene mempunyai karakter berbeda dengan pejantan lokal yang cenderung lebih kalem. 

“Tantangan bagi pemeriksa kesehatan dan peternak ini terletak pada karakteristik indukan impor. Dihabitat asalnya, indukan ini memang dilepas sehingga sedikit agresif,” pungkasnya.

Baca Juga : Gliran Sidang Saksi Meringankan Kasus Dugaan Gratifikasi Rp 46 Miliar Eddy Rumpoko Ditunda, JPU Sakit

Hingga 3 Februari 2022 ini, dari 146 ekor betina impor yang sudah didistribusikan ke kelompok peternak telah melahirkan 13 ekor sapi anakan. Sedangkan dari 500 sapi jantan sudah terdistribusi 400 ekor. Diperkirakan, keselurahan sapi ini akan terdistribusi akhir Maret mendatang.

Terpisah, Mas Dhito berharap agar semua peternak terus berinovasi dalam menentukan formula terbaik untuk pengembangbiakan dan penggemukan sapi-sapi tersebut. 

“Fokus pengembangbiakan sampai berjumlah banyak. Kalau itu sudah tercapai, maka profit untuk peternak-peternak kita ini akan datang secara sendirinya,” Kata Mas Dhito. 

Jangan lupa, imbuh Mas Dhito, untuk terus lakukan pemeriksaan dan menjaga kualitas sapi dengan memberikan pakan terbaik.(adv)


Topik

Pemerintahan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Eko Arif Setiono

Editor

A Yahya