JATIMTIMES - Setiap orang, memiliki dua sifat dasar, introversi dan ekstraversi. Dua hal ini menurut Psikolog Essa Paulina Kristanti SPsi MPsi yang juga Dosen Fakultas Psikologi Universitas Wisnu Wardhana, lebih kepada arah energi psikis.
"Dua istilah ini dikemukakan oleh Carl Gustav Jung pada 1920. Beliau mengatakan manusia memiliki dua sikap dasar," jelasnya.
Baca Juga : Dua Potensi Pariwisata Kota Mojokerto, Ning Ita: Majapahit dan Soekarno
Arah energi mereka yang masuk dalam tipe introvert, lebih ke dalam diri, sehingga yang terlihat orang introversi lebih menyukai berfikir dan menganalisis apa yang dilihat dan bersifat subyektif.
Kepribadian introvert cenderung menyukai kondisi yang tenang, senang menyendiri, reflektif terhadap apa yang mereka lakukan. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjauhi interaksi dengan hal-hal baru.
Sedangkan mereka yang ekstrovert, lebih menyukai lingkungan yang interaktif. Mereka cukup antusias dalam hal baru dan bergaul. Menyendiri bagi mereka justru merupakan hal yang membosankan.
Hal itu disebabkan karena seorang extrovert lebih didominasi dengan sifat, kondisi atau kebiasaan yang menyenangkan dari luar diri mereka sendiri. Aktivitas sosial, berinteraksi dengan orang lain, bertukar informasi dengan banyak orang dan senang bergaul adalah hal yang menyenangkan.
"Sedang ekstraversi, mereka ini senang bergaul, berdiskusi, ya karena itu, arah energinya keluar, lebih berani menyampaikan pendapat," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika manusia memiliki kedua tipe tersebut. Akan tetapi, yang membedakan dengan orang lain adalah kadar dari tipe kepribadian tersebut. Dimana salah satu lebih mendominasi.
Orang-orang yang introversi, ketika dalam pertemuan online, katakanlah dalam perkuliahan online, lebih berani dalam mengemukan pendapat. Dia menganggap pada lingkungan sekitarnya tengah sendiri. Terdapat jeda waktu untuk berfikir sebelum menyampaikan pendapatnya.
“Hal sebaliknya orang-orang ekstrovert akan merasa gak enak, konsentrasinya malah cepat hilang," jelasnya.
Baca Juga : 2 Dosen FITK UIN Malang Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Ini Pesan Rektor
Kepribadian manusia sangatlah menarik. Tipe kepribadian manusi menurutnya ada yang menetap dan ada juga yang berubah karena stimulus dari luar. Orang yang dari lahir memiliki tipe introvert, sampai pada ia meninggal, umumnya tetap saja memiliki tipe introvert. Dan begitupun sebaliknya dengan ekstrovert, dimana sejak lahir ekstrovert, sampai meninggal pun akan memiliki tipe ekstrovert, namun juga tergantung dari pengaruh.
"Tergantung pengaruh selama hidup. Ini yang membedakan kadarnya. Mungkin baru lahir inovert banget, namun dituntut misalnya untuk berbicara di depan orang banyak, makanya kemampuan seperti orang ekstrovert meningkat," tuturnya.
Dua tipe kepribadian tersebut, tentunya memiliki dampak positif maupun negatif. Misalnya dalam pembelajaran daring, orang yang masuk tipe introvert akan lebih diuntungkan.
Dalam pembelajaran daring tidak memerlukan kehadiran fisik. Hal ini membuat anak yang memiliki kepribadian introvert menyuakai pembelajaran dengan cara daring lantaran bisa lebih fokus dalam pembelajaran.
“Orang yang ekstrovert akan kesulitan. Mereka tidak bisa berinteraksi secara langsung. Padahal energi mereka harus disalurkan," pungkasnya.