JATIMTIMES - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban memggelar peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) Ke-26 di aula Dinas Kesehatan Jalan Brawijaya Nomor 3 Tuban.
Kepala Dinkes P2KB Tuban Bambang Priyo Utomo mengungkapkan, tema HGN kali ini adalah Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas, Gizi Seimbang Keluarga Sehat, Negara Kuat.
Baca Juga : 8 Manfaat Telur Puyuh bagi Kesehatan, Atasi Gangguan Pernapasan hingga Risiko Jantung
Hal itu sejalan dengan penanganan kasus stunting serta obesitas dan singkron dengan program Pemkab Tuban. “Bagai gayung bersambut. Stunting selain menjadi fokus kesehatan nasional, juga menjadi fokus program Mas Bupati (bupati Tuban) saat ini,” ungkap Bambang, Rabu (26/01/2022).
Data saat ini, angka stunting Kabupaten Tuban masih cukup tinggi, yaitu 25,1 persen. Angka ini di atas rata-rata provinsi, yaitu 23 persen, dan nasional, yakni 24, 4 persen. Untuk itu, Bambang menegaskan penanganan stunting tidak bisa dilakukan Dinkes P2KB saja, tetapi lintas sektoral.
"Selain kita bekerja sesuai SO yang ada, kita akan gandeng OPD terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, dan OPD terkait lainnya,” ucap Bambang.
Bambang menambahkan, stunting juga menjadi salah satu indikator kemiskinan. Untuk itu, penanganan stunting menjadi urgensi yang harus segera diselesaikan. Salah satunya memutus mata rantai stunting dengan cara memperhatikan gizi ibu hamil hingga pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK). Selain itu, seluruh petugas gizi memiliki kewajiban untuk mengedukasi masyarakat.
“Kita punya 72 ahli gizi yang tersebar di semua rumah sakit dan 33 puskesmas. Mereka bertugas untuk memberikan edukasi kepada ibu, calon ibu, sampai remaja,” jelas Bambang.
Sementara Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Tuban Menik Musyahadah mengatakan, pihaknya tengah melakukan aksi bersama cegah stunting dan obesitas. Menurut fia, kasus stunting di Tuban masih sangat tinggi. “Masih tinggi karena diatas rata-rata provinsi dan nasional. Dan ini memacu kita agar semua anggota bekerja maksimal,” ucapnya.
Apalagi saat ini stunting juga menjadi program prioritas Mas Bupati Tuban, sehingga diharapkan sinkronisasi program dapat terjalin dengan Pemkab Tuban untuk mengatasi stunting. “Sangat baik. Hal tersebut akan lebih memaksimalkan program intervensi yang dilakukan untuk pencegahan stunting di Kabupaten Tuban,” ujarnya.
Baca Juga : Berbekal Dukungan 25 DPC, DPP Demokrat Diminta Pertimbangkan Nama Bayu Airlangga sebagai Ketua DPD
Menik menambahkan, demi memaksimalkan program sosialisasi serta edukasi tentang pentingnya gizi, Persagi Tuban juga bekerjasama dengan bunda PAUD agar penanganan bisa dilakukan hingga di akar rumput.
Sedangkan soal obesitas, Menik menjelaskan angka obesitas di Kabupaten Tuban meningkat di masa pandemi. “Untuk balita 3,8 persen dan untuk usia 18 tahun keatas ada di angka 21,8 persen," ungkap Menik.
Faktanya, kemudahan teknologi serta adanya sekolah daring dan sistem work grom home (WFH) membuat masyarakat kurang bergerak. Akibatnya, mereka terkena obesitas. “Ingin makan, tinggal pesan online. Makanan kaya natrium digandrungi. Itu memicu obesitas dan penyakit degeneratif” jelas Menik.
Untuk itu, ahli gizi di rumah sakit hingga puskesmas bertugas untuk memberikan konseling kepada masyarakat. “Pelaksana gizi dan tenaga nutrisionis bertugas untuk memberikan konseling kepada mereka, bagaimana menentukan makanan yang sehat dan bernutrisi,” tutupnya.