JATIMTIMES - Kasus korupsi pasti sering terjadi di berbagai negara. Tak cuma di Indonesia, korupsi juga terjadi di China.
Bahkan, di China, selain hukuman berat l, para koruptor dipermalukan dengan 'ditelanjangi' di depan publik melalui layar kaca. Pengakuan para pejabat yang melakukan korupsi disiarkan melalui televisi pemerintah, China Central Television (CCTV).
Baca Juga : Nama Ahok Masuk Deretan Calon Pemimpin IKN Nusantara, Ngabalin: Ahlan Wa Sahlan
Terdapat serial yang memiliki 5 episode yang belakangan ditayangkan oleh CCTV untuk menunjukkan pengakuan para pejabat yang dituduh melakukan korupsi. Termasuk mantan Wakil Menteri Keamanan Publik Sun Lijun.
Serial TV itu mengklaim Sun menerima suap reguler senilai $14 juta atau sekitar Rp 200 miliar yang disembunyikan di kotak makanan laut kecil dari seorang pria yang kemudian diangkat olehnya sebagai kepala polisi di Provinsi Jiangsu Timur.
"Saya membantunya selama ini," kata Sun dalam acara tersebut dikutip melalui Global Times.
CCTV dikenal sering menyiarkan 'pengakuan' dari tersangka kriminal, termasuk para mantan pejabat, bahkan sebelum mereka muncul di pengadilan. Dalam episode yang berbeda, CCTV juga menampilkan Chen Gang dari Asosiasi Sains dan Teknologi Tiongkok.
Chen disebut telah membangun kompleks pribadi seluas 72.000 meter persegi lengkap dengan tempat tinggalnya yang bergaya Tiongkok, yang disertai kolam renang dan pantai buatan.
Sementara, sejumlah orang lainnya ditampilkan menerima suap senilai jutaan dolar. Mereka yang dihukum karena korupsi disita kekayaannya.
Tak cuma itu. Statusnya dalam keanggotaan partai dicabut dan menerima hukuman seumur hidup di balik jeruji atau bahkan hukuman mati.
Baca Juga : Pelaku Pembunuhan Warga Kampung Osing Terancam Penjara Seumur Hidup
Wang Fuyu, pejabat yang tampil dalam episode kedua, dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan hukuman dua tahun pada Senin (17/1/2022).
Hukuman itu diberikan setelah pengakuan dirinya ditayangkan oleh CCTV. Sejauh ini, lebih dari satu juta pejabat dihukum imbas kampanye anti-korupsi.
Akibat serial televisi itu, ratusan juta orang melalui media sosial mencoba menyelidiki kasus yang ditayangkan serial tersebut. Sebagian besar dari mereka marah atas kemewahan yang dinikmati para pejabat.
Ada pula yang mengeluhkan tampilan para pejabat yang seakan tidak menyesal atas perbuatannya. Menurut mereka, justru para pejabat terlihat 'menjalani kehidupan yang indah' dan 'tidak bisa menyembunyikan harga diri mereka'.
Tampilan kekayaan yang disiarkan tv itu juga membuat sejumlah penonton khawatir. Mereka mengaku cemas 'kekayaan' yang ditampilkan justru akan membuat orang tertarik.