JATIMTIMES - Keberadaan hidran ternyata memiliki peran cukup vital bagi Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dalam setiap upayanya menanggulangi peristiwa kebakaran. Namun bila tidak terdapat hidran, maka proses pemadaman api menjadi sulit, hal itu pula yang ternyata membuat petugas damkar sedikit kesulitan saat berupaya memadamkan peristiwa kebakaran di Pasar Bululawang pada Minggu (16/1/2022) dinihari lalu.
Menurut Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang, kondisi Pasar Bululawang yang tidak ada hidran, ternyata sempat membuat petugas kesulitan mendapatkan saluran air. Hingga akhirnya harus mengambil air dari aliran sungai terdekat.
Baca Juga : Terekam CCTV, Siapa Pria yang Curi Genset di Studio Radio Komunitas di Tulungagung ini
"Sempat cari saluran air. Kita cari hidran ternyata tidak ada. Adanya malah di PG Krebet, tentu kejauhan. Akhirnya kita gunakan aliran sungai," ujar Firmando.
Menurut Firmando, tidak adanya hidran di Pasar Bululawang sebagai fasilitas publik, kemungkinan karena pasar ini merupakan salah satu fasilitas yang dibangun sejak lama. Tepatnya sebelum ada aturan yang menyebut hidran sebagai salah satu syarat dalam pendirian sebuah fasilitas publik atau fasilitas umum.
"Di tempat-tempat publik itu perlu, agar penanganan bisa jadi lebih cepat. Dan kemarin saat terjadi, memang sempat menjadi kendala untuk supply air," terang Firmando.
Untuk itu, pihaknya akan segera bersurat secara resmi kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) agar bisa membuat hidran di setiap pasar yang ada di Kabupaten Malang. Pihaknya juga tengah mengusulkan hal tersebut kepada Sekda Kabupaten Malang.
"Dengan kepadatan penduduk yang ada, itu bukan jadi barang sepele, tapi vital," tegas Firmando.
Baca Juga : Kisah Pilu Bayi 7 Bulan di Jombang Idap Hidrosefalus, Butuh Biaya Rawat Jalan
Dirinya belum bisa menjelaskan secara detil, berapa banyak hidran yang ada di Kabupaten Malang. Hanya saja, ia mengatakan bahwa tim Damkar Kabupaten Malang telah memiliki peta terkait titik-titik hidran yang dapat digunakan saat ada kejadian luar biasa.
"Misalnya di Singosari itu ada di Bentoel dan di beberapa perumahan. Jadi kalau ada kejadian luar biasa, titik pengambilan airnya bisa di titik itu. Kalau di Bululawang kemarin itu, salah satu titiknya di PG Krebet. Namun dengan lokasi TKP yang terlalu jauh, jadi kita ambil di sungai," terang Firmando.