JATIMTIMES - Tiga komoditi jenis minyak goreng, telur dan cabe rawit yang harganya sempat meningkat jelang natal dan tahun baru (nataru), pada awal tahun 2022 ini mulai melandai. Hal itu disampaikan oleh kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Agung Purwanto.
Agung menjelaskan bahwa jelang nataru di tahun 2021 lalu, ada tiga komoditi harganya sedikit melambung. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya karena ketersediaannya yang mulai menipis di tengah meningkatnya permintaan.
Baca Juga : Jelang MotoGP Tarif Hotel Naik Ugal-ugalan, Ini Solusi Menginap Murah Dekat Sirkuit Mandalika
“Jadi hukum pasarnya berlaku, stoknya menipis saat permintaannya mulai meningkat. Jadi bagaimanapun kan bergantung pada supply and demand,” ujar Agung, Kamis (16/12/2021) lalu.
Akan tetapi saat ini, Agung menuturkan bahwa harga pasaran tiga komoditi itu mulai melandai. “Tiga komoditi masih ada fluktuasi menjelang nataru kemarin, antara lain telor, minyak goreng dan cabe rawit,” terang Agung.
Dari pantauan di lapangan, Agung menjelaskan bahwa harga telur saat ini telah melandai. Di mana semula pada akhir tahun 2021 lalu mencapai Rp 21 ribu per kilo, saat ini sudah turun sedikit di bawahnya.
“Kalau telur itu, 13 Desember 2021 lalu, masih sekitar Rp 21 ribu per kilo, sekarang sudah landai sekitar Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribuan,” ungkap Agung.
Hal yang sama juga terjadi pada minyak goreng. Namun bedanya, saat ini minyak goreng menjadi perhatian khusus pemerintah pusat. Sebab, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebut pemerintah memutuskan untuk mengucurkan subsidi sebesar Rp 3,6 triliun. Dana itu untuk menyediakan minyak goreng murah bagi masyarakat dengan harga Rp 14.000 per liter.
Baca Juga : Dianggarkan Rp 2,5 Miliar, MPP Merdeka Tahap 2 Digarap Tahun Ini
“Kalau minyak goreng itu kan skala nasional, bahan baku nya kan juga yang mengelola nasional. Tapi nanti kan ada subsidi itu,” ungkap Agung.
Sementara itu, harga cabe rawit saat ini masih berkisar Rp 80 ribu per kilo. Tingginya harga itu karena dipengaruhi cuaca sehingga membuat penjualan cabe rawit masih tinggi. Namun Agung memperkirakan bulan depan harga cabe rawit mulai melandai.
“Cabe rawit masih sekitar Rp 80 ribuan, karena kondisi panen sudah mulai berakhir, kondisi cuaca juga seperti ini, sehingga cabe cepat busuk, mungkin bulan depan sudah mulai landai,” jelas Agung.