JATIMTIMES - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan lima sistem digital. Hal ini guna mendukung akselerasi transformasi digital dan meningkatkan transparansi layanan di pendidikan tinggi.
Lima sistem yang diluncurkan itu, yakni Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre, dengan fungsi masing-masing.
Aplikasi yang dirilis pertama, yakni Siaga, merupakan sebuah sistem informasi kelembagaan atau platform perizinan yang memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam rangka pendirian atau perubahan perguruan tinggi akademik maupun pembukaan program studi.
Baca Juga : Nonton Final MotoGP Bonus Plesiran Bali-Lombok, Yuk Buruan Ikut Promonya
Sistem ini didesain menggunakan algoritma cerdas dan dibangun berdasarkan permasalahan yang muncul terkait dengan perizinan. Siaga berkomitmen memberikan jaminan layanan yang lebih cepat dan transparan. Proses perizinan dioptimasi dengan memangkas rantai birokrasi yang panjang dan selama ini dilakukan secara manual.
Kemudian, layanan Satu Dikti. Platform ini merupakan platform yang terintegrasi dan mendukung berbagai layanan pada perguruan tinggi. Aplikasi ini dibangun untuk menyediakan layanan unggulan yang memberikan kemudahan akses informasi dunia pendidikan tinggi.
Sistem yang dirilis ketiga, yaitu Single Sign-On (SSO). Sistem ini merupakan sebuah metode yang memudahkan pengguna untuk melakukan masuk di berbagai laman maupun aplikasi. SSO Ditjen Diktiristek menjadi layanan autentikasi yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan satu akun dan pada satu halaman saja guna mengakses berbagai layanan program Ditjen Diktiristek.
Kemudian, layanan keempat adalah Neo Feeder. Layanan ini yang merupakan versi terbaru dari aplikasi PDDikti Feeder.
Aplikasi ini digunakan dalam sinkronisasi data perguruan tinggi ke basis data forlap. Dalam pembaharuan ini, Neo Feeder mempunyai fitur baru.
Fitur tersebut diantaranya adalah integrasi dengan Kampus Merdeka, pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), proses prefill lebih cepat, pembaharuan teknologi microservices, pengoperasian berbagai platform sistem (multi platform operating system).
Bukan hanya itu saja, sistem ini juga memberikan kemudahan langsung pembaruan (update) di aplikasi, memiliki tampilan yang lebih segar, serta didukung dengan inovasi teknologi terbaru yang diharapkan dapat mempermudah para pengelola data di perguruan tinggi melakukan pelaporan dan sinkronisasi data.
Layanan yang kelima, adalah Dikti AI Centre. Layanan ini merupakan layanan yang diluncurkan Kemendikbudristek beberapa waktu lalu. Server komputasi berkemampuan tinggi dapat dimanfaatkan oleh semua insan Dikti di Indonesia. Bukan abal-abal, fasilitas yang disiapkan begitu mumpuni dalam pengembangan Artificial Intelligence (AI).
Super komputer yang diadakan memiliki kapasitas komputasi sebesar 25 Petaflops dan merupakan fasilitas yang sangat mumpuni. Fasilitas Super komputer Dikti AI Centre ini bertujuan untuk menciptakan talenta AI nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun pendidikan yang bekerja sama dengan industri dalam kaitannya dengan MBKM.
Baca Juga : Usung 4 Rekomendasi, IKA PMII Blitar Raya Dorong Kang Aziz Maju di Muswil
Selain itu, Fasilitas ini juga digunakan oleh perguruan tinggi dan mitra untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang AI yang dapat menjawab kebutuhan industri dan lembaga pemerintah.
“Tujuan dari Dikti AI Centre ini adalah untuk mengakselerasikan kemajuan AI yang mana mahasiswa membutuhkan akselerasi dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan turunannya. Upaya ini juga diluncurkan untuk mempercepat pelayanan dan menyediakan layanan yang transparan sehingga secara mudah dapat diikuti oleh proses kelembagaan sehingga integritas sistem semakin kita utamakan," tutur Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Nizam, secara virtual.
Fasilitas Dikti AI Centre, diharapkan mampu mendatangkan kebermanfaatan bagi masyarakat. Beberapa kerja sama dengan industri telah dilakukan dengan menggunakan komputer super. Karena itu, diharapkan, riset-riset dalam bidang kesehatan, kebijakan, kota pintar (smart city), pertanian pintar (smart farming) dan sebagainya; makin mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat.
"Sehingga dapat dimudahkan dengan adanya super computer serta kolaborasi antara Kemendikbudristek, perguruan tinggi serta industri,” imbuhnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi (Seditjen Diktiristek), Paristiyanti Nurwardani menambahkan, saat ini, kualitas talented digital AI perlu ditingkatkan lagi. Sebab pada tahun 2035, Indonesia memerlukan 90 juta talenta digital guna mempersiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI. Karena itu, digencarkan pelatihan-pelatihan terhadap ribuan mahasiswa guna mendapatkan sertifikat nasional.
Pada tahun 2021 satu, Ditjen Dikti Ristek telah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital. Dan tahun 2022, saat ini pihaknya tengah berupaya keras untuk menyiapkan pelatihan digital. Ditargetkan, saat ini 200 ribu mahasiswa
Bisa mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional.
"Dan (jumlahnya) dilipatkan pada tahun 2023 sebanyak 3 kali lipat yaitu sebanyak 600 ribu mahasiswa yang bertalenta digital," pungkasnya.