JATIMTIMES - Geliat untuk terus menumbuhkan sektor perekonomian di Kota Malang terus berjalan. Meski situasi pandemi Covid-19 belum usai, berbagai sektor terus dilibatkan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 ini.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, dengan kondisi penanganan Covid-19 di tanah air yang terus berjalan signifikan saat ini, ia optimis akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dan khususnya Kota Malang.
Baca Juga : SiLPA Kabupaten Jember Capai Rp 1 T, Perencanaan dan Konsolidasi Birokrasi Buruk
Meski, diakuinya ada beberapa kendala dalam hal kondisi inflasi saat ini. Namun, tetap perlu dilakukan pengontrolan akan hal itu guna tetap mempertahankan tingkat ekonomi agar terus bertumbuh.
"Memang ada beberapa kendala bagaimana inflasi kita terpantau. Terpantaunya itu bukan harus menurunkan angka inflasi, tapi ketika inflasi gini rasio kita masih terjaga dengan baik. Ketika deflasi bukan berarti daya beli masyarakat itu berkurang, dan itulah perlunya kontrol,” ungkapnya.
Dijelaskannya, salah satunya dengan tetap melakukan pemantauan harga kebutuhan masyarakat atau sembilan bahan pokok (sembako). Hal ini, guna menghindari adanya kelangkaan terhadap komiditas kebutuhan bagi warga di Kota Malang.
"Kita sudah mempunyai website terkait harga pasar sejumlah kebutuhan tersebut, sehingga dari upaya ini akan terjadi stabilitas harga dan mencegah terjadinya kelangkaan kebutuhan tersebut," terangnya.
Baca Juga : Angkot Sepi, Dishub Kota Malang: Ada Rencana Jadi Minibus
Selain itu, Kota Malang yang kini telah mengoperasionalkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), seperti Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas) dan Perumda Tugu Artha di tahun 2022 ini dinilai terus dikuatkan. Sehingga, peran aktif perusahaan daerah ini dapat mewujudkan stabilitas harga yang pada akhirnya akan turut mengendalikan inflasi
Dimana, pada akhir tahu 2022 nanti, Sutiaji optimis hal itu mampu menaikkan angka pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. "Dari kondisi ini, setidaknya di tahun 2022 ekonomi di Kota Malang akan berada di angka antara 4 hingga, dan bahkan 6 persen," pungkasnya.