Judul buku : Kamu Tak Harus Sempurna Penulis : Anastasia Satriyo, M. Psi.,Psi
Penerbit : Yrama Widya, Bandung
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman :112 + viii halaman
Harga buku : Rp. 38.000,00
Peresensi : Flamelya Dhea Arfiana
JATIMTIMES - Anastasia Satriyo M.Psi.,Psi merupakan seorang psikolog yang menempuh pendidikan S1 di Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya dan S2 di Magister Profesi Psikolog Klinis Anak Universitas Indonesia. Saat ini, wanita yang kerap disapa Anas tersebut berprofesi sebagai Psikolog Anak dan Remaja, Therapeutic Play Trainee dari CAE-Play Therapy International UK, serta aktif mengadvokasi kesehatan mental sebagai mental health advocate and survivor. Anas berpraktik online di Tiga Generasi Brawijaya Klinik Kemang dan Klinik Perhati Pluit. Anas juga telah menulis dua judul buku yaitu Kamu Tak Harus Sempurna dan Tak Ada Sekolah Tuk Jadi Orang Tua.
Kamu Tak Harus Sempurna merupakan judul buku yang ditulis oleh psikolog Anastasia Satriyo. Buku yang terbit pada 2020 ini memiliki 112 halaman yang memberikan wawasan dari bidang psikologi dan memaparkan cara mengelola emosi negatif dalam diri. Buku ini dibagi menjadi 28 diskusi yang setelah dibaca dengan cermat memungkinkan pembaca untuk mengelompokkan menjadi dua kategori besar yaitu masalah mental yang muncul dari keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan bagaimana cara memecahkan masalah.
Baca Juga : Semuanya Akan Baik-Baik Saja
Anas mempersembahkan buku yang berjudul Kamu Tak Harus Sempurna untuk semua orang yang memiliki keberanian bertumbuh dan menyebuhkan diri dari pengalaman relasi yang menyakitkan, orang yang ingin berproses dan mengubah pengalaman pengkhianatan, kebencian, disakiti, diabaikan, dan dibiarkan menjadi energi di dalam diri yang penuh kasih sayang, cinta, dan penuh daya.
Pada bab awal, buku ini menjelaskan tentang self-care atau mengenali emosi diri. Anas menuturkan bahwa self-care emosi adalah tentang menyadari, menerima dan memberi ruang untuk diri sendiri merasakan emosi. Jika seseorang mengabaikan emosi yang dirasakan hal tersebut akan terus menghantui pikiran, namun jika seseorang memberi waktu sejenak kepada diri dan menyadari emosi maka hal tersebut perlahan akan hilang. Menurut Timothy Legg, PhD., sembilan puluh persen orang dengan kondisi depresi akan merasakan kelelahan fisik dan mental. Sebaliknya, orang yang mengalami kelelahan terlalu sering, bisa mengalami depresi sehingga sulit menjalani aktivitas sederhana sehari-hari. Depresi yang dialami remaja diakibatkan tuntutan untuk menjadi sempurna dari orang disekitarnya. Gejala yang dirasakan juga beragam, diantaranya kesedihan terus-menerus tanpa alasan yang jelas sampai tidak bisa mengontrol pikiran sebab kesalahan yang dilakukan pada masa lalu.
Dalam buku ini, Anas menjelaskan ada dua jenis mindset pada diri manusia, yaitu scarcity mindset dan abundance mindset. Scarcity mindset merupakan keyakinan atau pola pikir seseorang yang tidak akan pernah merasa cukup tentang segala hal. Scarcity mindset membuat seseorang merasa takut saat menghadapi perubahan karena merasa terancam dan tidak aman secara emosi. Sedangkan abundance mindset adalah pola pikir hidup dalam kecukupan yang cenderung membantu seseorang melihat hidup dari perspektif yang lebih luas. Abundance mindset membawa perubahan sampai ke level sel dan DNA, sehingga membantu kesehatan mental dan psikologi seseorang bahkan dapat diturunkan kepada gen dan DNA keturunannya.
Ada hal menarik yang dibahas Anas dalam buku ini yaitu ADHD/GPPH. ADHD merupakan gangguan neurologis pada otak yang bersifat genetik dan menetap. Ada 3 tipe ADHD meliputi :
- ADD Inattentive Type
Kesulitan untuk mempertahankan fokus dan konsentrasi, namun tidak memiliki gejala hiperaktif sehingga sulit terdeteksi. Hal ini biasanya dialami oleh anak perempuan dan wanita dewasa. - ADD Hyperactive/Impulsive Type ADHL
Sejak kecil menunjukkan indikasi hiperaktivitas dibandingkan anak seusianya dan terbawa sampai dewasa. Lebih mudah terlihat dan banyak mendapat keluhan. - ADD Combine Type (ADHD)
Memiliki tiga ciri utama yaitu hiperaktivitas, sulit konsentrasi, dan impulsif sehingga biasanya membutuhkan obat psikiatri untuk membantu pengelolaan diri.
Anas mengungkapakan bahwa kondisi ADHD yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko sepuluh kali lipat untuk seseorang mengalami depresi klinis. Depresi klinis yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keinginan untuk bunuh diri.
Baca Juga : Kebiasaan Pengubah Kehidupan
Dalam mengontrol emosi diri, spiritualitas merupakan aspek yang penting. Spiritualitas merupakan sense of connection atau rasa keterhubungan diri dengan sesuatu atau energi yang lebih kuat dari diri seseorang dan dapat mempengaruhi pemaknaan hidup. Seseorang juga perlu mengenali kekuatan didalam diri yang bisa digunakan untuk bertahan disaat sulit. Hal penting dalam mengontrol emosi yang terakhir adalah awareness atau kesadaran. Dalam beberapa artikel psikologi, kebanyakan berfokus untuk “mengubah” padahal untuk mengubah sesuatu dalam diri sangat diperlukan adanya kesadaran. Setelah menyadari realita, seseorang akan berlatih dan membangun kekuatan secara bertahap untuk menerima diri. Karena hanya dengan merasa dietrima, didukung dan dicintai seseorang akan memiliki kekuatan dari dalam diri untuk berubah menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kelebihan pada buku ini antara lain, desain sederhana dan dilengkapi gambar sehingga membuat buku tidak terkesan monoton. Penulisan pada buku disajikan menggunakan bahasa sehari-hari yang singkat, padat, dan jelas yang membuat pembaca tidak kesulitan memahami pesan yang ditulis pada buku. Kekurangan pada buku ini adalah banyak kata yang ditulis menggunakan huruf kapital yang letaknya ditengah kalimat. Terlepas dari kekurangannya, buku ini sangat direkomendasikan untuk orang yang membutuhkan motivasi hidup, merasa jenuh dengan keadaan, serta ingin lebih mengenali diri sendiri.
Nama : Flamelya Dhea Arfiana
Tempat, tanggal lahir : Blitar, 3 Maret 2003
Alamat : Selorejo, Kabupaten Blitar
Studi : Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Farmasi