Judul Buku : Loving and Forgiving Yourself (Do Your Best as You Are)
Penulis : Erin Cahyaning
Penerbit : C – Klik Media, Yogyakarta
Tahun terbit : 2021
Jumlah halaman : vii + 213 halaman
Harga Buku : Rp. 59.000
Peresensi : Nora Levina Nathania
JATIMTIMES - Buku non fiksi yang berjudul Loving and Forgiving Yourself (Do Your Best as You Are), ditulis oleh Erin Cahyaning diterbitkan pada tahun 2021. Buku ini mengangkat tema tentang pengembangan diri.
Erin Cahyaning penulis asal Kediri yang telah lulus dari studi Sastra Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta menulis buku ini untuk berbagi dengan pembaca yang mengalami masalah yang sama, yaitu penyesalan.
Baca Juga : Memetik Ajaran Hidup dari Seorang Polygot
Dalam buku ini terdapat empat poin yang menceritakan tentang dalam diam dan penyesalan, tips sudahi sesalmu, memaafkan diri sendiri, dan pandai mencintai diri sendiri. Semua manusia pasti tidak luput dari penyesalan. Bisa dikatakan penyesalan adalah salah satu bagian hidup dari seseorang. Baik penyesalan yang bisa dibilang kecil maupun besar.
Penyesalan hadir karena disebabkan oleh banyak hal, seperti kesalahan yang tidak sengaja, mimpi yang tidak tercapai, kegagalan, musibah, salah mengambil keputusan dan lain sebagainya.
Setiap manusia mempunyai cara berbeda untuk menyikapi suatu penyesalan yang terjadi dalam hidup. Penyesalan tidak hilang begitu saja. Ada penyesalan yang mungkin hanya dirasakan sesaat dan ada juga penyesalan yang tak kunjung hilang, bahkan ada yang sulit untuk dilepaskan. Maka dari itu butuh waktu dan proses untuk bisa melepaskan suatu penyesalan sedikit demi sedikit.
Biasanya seseorang yang mengalami suatu penyesalan akan menengok kebelakang dan menyesali segala keputusan yang diambil. Keluarlah kalimat “Harusnya aku…” yang terlontar dari mulut seseorang yang menyesal.
Perlu diketahui bahwa suatu penyesalan tidak hanya terjadi dari diri seseorang saja. Penyesalan juga dapat terjadi dari apa yang dilakukan orang lain, seperti perkataan orang lain yang menyakiti hati, teman yang mengakhiri hidup, atau kehilangan suatu barang berharga karena orang lain.
Selain itu penyesalan terjadi karena takdir, keadaan, maupun suatu kehilangan yang tidak bisa dihindari. Beberapa contohnya adalah kehilangan seseorang yang kita sayangi, waktu yang terbuang sia-sia, atau keadaan tubuh yang semakin menua.
Dari berbagai penyesalan yang terjadi di hidup seseorang, tentu hal itu menyebabkan seseorang terpuruk, emosi tidak stabil, menarik diri dari lingkungan, malu, kecewa, bersalah, dan rasa penyesalan itu mungkin bisa terjadi berkepanjangan karena digenggam terlalu lama.
Sebagai bagian dari hidup, penyesalan memang tidak dapat dihindari, tetapi jangan menjadikan hal tersebut sebagai pemberat hidup. Terima penyesalan itu sebagai bagian dari kehidupan. Seringkali penyesalan-penyesalan yang terjadi sangat menyakitkan dan membuat diri membandingkan dengan realitas dan idealisme.
Tak jarang kita menganggap penyesalan sebagai suatu tanda kita melakukan suatu keburukan atau kesalahan. Jadi belajar untuk melepaskan penyesalan, karena ada banyak hal yang mungkin diperoleh ketika kita berani melepas semua hal yang seharusnya tidak kita genggam terlalu lama.
Untuk melepaskan suatu penyesalan banyak hal yang dapat dilakukan, karena untuk apa menggenggam suatu penyesalan terlalu lama. Jalan masih panjang untuk melakukan banyak hal. Berusaha untuk menerima diri, hal ini sangat penting karena manusia adalah makhluk yang bisa melakukan suatu kesalahan.
Baca Juga : Pola Pikir
Mengecek kembali penyesalan yang telah terjadi, dengan hal itu seseorang akan mengetahui langkah apa yang akan diambil agar di hari selanjutnya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Beberapa hal yang dapat diperiksa adalah peran kita dalam menciptakan penyesalan, pihak-pihak yang tersakiti, pihak-pihak yang disalahkan, dan konsekuensi apa yang terjadi jika menyimpan penyesalan. Mengubah pola pikir toksik perlu dilakukan karena terus-menerus memikirkan hal negatif akan berdampak buruk pada kesehatan, membuat diri tertekan, dan cemas.
Memetik pelajaran dari suatu penyesalan adalah tanda seseorang sudah sedikit demi sedikit bisa lepas dari suatu penyesalan karena seseorang akan memiliki cara pikir baru tentang suatu masalah. Seseorang memang tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi seseorang dapat mengubah keputusan di masa yang akan dating.
Seseorang mudah memaafkan orang lain, tetapi belum tentu dapat memaafkan diri sendiri. Di fase ini seseorang memerlukan niat dan proses yang panjang dan tidak mudah. Menyalahkan, kecewa, benci, dan tidak suka dengan diri sendiri adalah contoh-contoh faktor alasan sulitnya memaafkan diri sendiri. Dengan memaafkan diri sendiri seseorang sama saja sedang sedikit demi sedikit berdamai dengan penyesalan di masa lalu.
Belajar untuk pandai mencintai diri sendiri. Sama seperti memaafkan diri sendiri, mencintai diri sendiri tidak semudah mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri bisa diartikan menerima apa adanya yang ada dalam diri, baik maupun buruk.
Sesorang tidak hanya membutuhkan cinta dari orang lain, tetapi juga dari diri sendiri. Mencintai diri sendiri tidak berarti bebas. Seseorang harus tetap memperhatikan tanggung jawab agar kebebasan itu menjadi lebih bermakna. Dengan mencintai diri sendiri, seseorang akan sedikit demi sedikit menerima diri apa adanya.
Buku ini memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya setiap bab akan diberi suatu contoh pengalaman yang terjadi pada tokoh-tokoh terkenal yang membuat pembaca lebih paham mengenai penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Disela-sela pembahasan diberikan kalimat-kalimat motivasi dari beberapa tokoh terkenal. Kekurangan buku ini terdapat beberapa isi pembahasan yang bertele-tele dan diulang-ulang.
Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini tidak hanya cocok dibaca untuk kalangan remaja, tetapi juga kalangan orangtua. Karena buku ini memotivasi pembaca untuk dapat menjalani hidup tanpa dibayangi oleh penyesalan.
Nama : Nora Levina Nathania
Tempat/Tanggal Lahir : Tulunngagung, 23 Maret 2003
Alamat : Jalan Niyama, Desa Besuki, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
Asal : Tulungagung
Studi : Universitas Muhammadiyah Malang
Prodi : Farmasi