Judul Buku : Seni Hidup Minimalis
Penulis : Francine Jay
Penerjemah : Annisa Cinantya Putri
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2021
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 260
Harga Buku : Rp.88.000
JATIMTIMES - Buku yang berjudul Seni Hidup Minimalis yang dituliskan Francine Jay diterbitkan pertama kali pada tahun 2018, tetapi penulis memperbarui buku ini menjadi referensi terbaru hingga cetakan yang kesembilan, Februari 2021. Bahwa di dalam buku ini kita bisa memahami konsep “minimalis” yang membuat orang segan karena dikaitkan dengan tampilan hunian berkelas dan ruangan yang berisi furnitur-furnitur mewah. Mendengar kata ini, umumnya di benak kita muncul gambaran ruangan yang luas, interior keren, dan permukaan serba putih. Tetapi banyak orang yang menganggap kata “minimalisme” sama dengan “kosong”. Padahal kita bisa melihat “kosong” dari sudut pandang berbeda.
Menerapkan konsep minimalisme kita lah yang mengendalikan barang-barang yang kita miliki. Seperti kita yang menentukan ruangan, fungsi, dan potensi rumah kita. Bahkan kita bisa mengubah rumah menjadi tempat terbuka, penuh udara segar, dan mampu menampung hal-hal bermakna dalam hidup ini. Selain itu buku ini menumbuhkan pola pikir minimalis kita. Pola pikir ini juga akan memotivasi untuk membereskan barang dirumah. Selain itu bisa belajar kegunaan setiap barang milik kita. Dan buku ini membawa banyak motivasi untuk semua orang sehingga hidupnya tertata dengan rapi.
Baca Juga : PPKM Level 3 Nataru Tak Ada Penyekatan, Ini Langkah yang Bakal Dilakukan Pemkot Malang
Pada buku ini begitu merasakan indahnya hidup minimalis, susah rasanya untuk antusiasme. Karena menurutku buku ini kita akan belajar merapikan, menyimpan, dan mengelola isi setiap ruangan. Lalu, kita bisa mengupas semua lapisan itu untuk mengungkap diri kita yang sebenarnya. Kita bisa meluangkan waktu untuk merenungi diri, hal-hal yang kita anggap penting, dan hal hal yang membuat benar-benar bahagia. Menerapkan cara hidup minmalis mungkin akan terasa seolah kita sedang berenang melawan arus. Kita akan bertemu dengan orang-orang yang merasa terancam oleh tindakan yang melenceng. Tetapi mungkin akan mendengar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa mobil, TV, atau ruang tengah yang penuh dengan perabotan.
Kemudian, “bahwa kita tak akan sukses tanpa pakaian mahal, elektronik terbaru, dan rumah terbesar yang bisa kita beli”. Jangan percaya itu semua hanya mutu kehidupan tidak dipengaruhi oleh barang konsumer dan bahwa “barang” bukanlah ukuran keberhasilan. Barang hanya sebuah titipan jadi tak ada lagi alasan mendambakan suatu barang, tekanan untuk membeli, dan stres untuk membayar suatu barang. Jadi cara hidup minimalis ini membuat kita tahu bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan barang masing-masing. Tak hanya itu buku ini bisa membuat kita hidup tertata rapi tidak penuh berantakan. Menumbuhkan pola pikir minimalis kita yang semakin dewasa harus bisa memanfaatkan suatu barang. Mengonsumsi secara berlebihan juga mengakibatkan merusak ekosistem bumi dan membiarkan generasi mendatang menanggung dampak yang ditimbulkan. Sumber daya alam di Bumi terbatas, sementara jumlah penduduk terus bertambah. Dengan semakin banyak mengalami industrialisasi, lingkungan kita pun semakin tertekan.
Tak hanya itu, dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi, perilaku konsumtif diterima sebagai norma. Bayangkan ada ratusan ribu yang berkeliaran di dunia, mengelupas lapis demi lapis kekayaan bumi dari sumbernya. Akan tetapi, kita mengonsumsi sedikit mungkin karena sadar bahwa sumber daya memiliki batas. Kita sadar bahwa kita adalah penjaga lingkungan dan punya tanggung jawab untuk menyuburkan serta melestarikannya untuk generasi mendatang. Kita hidup berdampingan bersama dalam ekosistem dengan harmonis. Selain itu, tindakan kita menginspirasi orang lain. Keyakinan kita tak perlu disuarakan dengan uang, melainkan cukup dengan melakukan tindakan nyata, setiap hari dan memberi contoh kepada lingkungan.
Dengan menjalani hidup minimalis, kita punya peluang yang unik untuk mengubah pemikiran saat ini dari konsumsi dan pencarian untung yang berlebih menjadi pelestarian dan pertumbuhan berkelanjutan. Kita bisa menjadi perintis perubahan sosial dan ekonomi hanya dengan mengurangi konsumsi kita dan mendorong orang lain untuk melakukan hal serupa. Inilah bentuk aktivisme yang termudah, namun berdampak menyeluruh terhadap kebutuhan kita, masyarakat, dan alam bahwa manfaatkanlah barang sebaik-baiknya.
Baca Juga : Bahas Perda Pengelolaan Sampah, Legislatif Usul Kondom di Daur Ulang Jadi Permen Karet
Buku ini berisi tentang pola pikir yang minimalis, dalam buku ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga membuat pembaca tertarik untuk membaca setiap bab nya. Buku ini juga menginspirasi pembaca agar menjalani hidup tertata rapi, tidak mudah berantakan, dan memudahkan kita melepaskan berbagai barang dirumah serta mencegah barang lain datang. Karena kita perlu mengingat untuk mendapatkan satu barang itu perlu usaha untuk mendapatkannya jadi jangan sampai membuang barang lama untuk mendapatkan barang baru. Itu adalah salah satu bentuk rasa syukur dari nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Bahkan kita akan menyadari bagaimana konsep minimalis membuat kita lebih ramah lingkungan dan mampu melestarikan sumber daya alam yang ada sehingga generasi berikutnya akan lebih mudah dalam melestarikan sumber daya alam dan mampu memajukan Teknologi Negeri. Dalam buku ini sulit untuk menemukan kekurangannya.
Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Malang
Nama : Robiatul Adawiyyah
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Prodi : Farmasi
Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih M,Si.