free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ruang Mahasiswa

Memetik Ajaran Hidup dari Seorang Polygot

Penulis : Wida Nour Ratri - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

23 - Nov - 2021, 23:48

Placeholder

Judul asli                     : R.M.P Sosrokartono
Judul buku                   : R.M.P Sosrokartono
Penulis                         : Muhammad Muhibbudin
Penerbit                       : Araska
Tahun terbit                 : 2019
Kota terbit                   : Yogyakarta
Jumlah Halaman         : 292 halaman
Harga buku                 : 59.000

JATIMTIMES - Sesuai dengan judulnya, buku ini mengisahkan perjalanan hidup R.M.P Sosrokartono dari kecil hingga beliau wafat. Mengisahkan seorang anak bangsa yang ikut ambil serta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Seperti yang tertera pada cover buku, Penulis memfokuskan pada apa saja ajaran-ajaran hidup seorang R.M.P Sosrokartono yang dapat kita jadikan sebagai petuah hidup. Dengan membaca buku ini, pembaca akan lebih mengenal siapakah R.M.P Sosrokartono itu.

Siapa yang tidak mengenal Kartini? Lalu apakah sudah banyak yang tahu tentang Sosrokartono? Mungkin tidak banyak yang mengenal beliau. Beliau adalah kakak kandung dari R.A Kartini. Sosrokartono lahir di Mayong, Jepara, pada tanggal 10 April 1877. Beliau merupakan keturunan Ulama dan juga ningrat. Ibundanya adalah Nyai Ngasirah dan ayahnya bernama Raden Mas Ario Sosroningrat. Karna beliau terlahir dari keluarga yang terpandang, beliau memiliki privilege untuk dapat bersekolah di sekolah yang bergengsi, yakni ELS (Sekolah Rendah Belanda). Tak heran beliau adalah orang yang sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan dan berbudi luhur, orangtuanya saja adalah seorang Nyai dan Ningrat. Apakah kalian tahu, keluarga R.M.P sosrokartono pada saat itu sudah berpikiran modern, namun apakah beliau dan keluarganya meninggalan ajaran-ajaran nenek moyang mereka dulu? Tentu saja tidak. Beliau dan keluarga masih sangat menjunjung tinggi adat-istiadat. 

Baca Juga : Pola Pikir

 

Yang sangat menarik dari kisah hidup beliau adalah di masa kecilnya, Sosrokartono telah menunjukkan tanda-tanda istimewa. Salah satunya adalah kemampuan untuk bisa membaca peristiwa masa depan. Tentu nya ini adalah hal yang mengagumkan bukan. Salah satu peristiwanya adalah ketika beliau dapat mengetahui bahwa beliau dan keluarga akan pindah ke Jepara karena ayahnya diangkat menjadi seorang Bupati. Kelebihan lainnya adalah dapat menguasai banyak Bahasa. Dapat berbicara menggunakan Bahasa yang beragam tentunya adalah sebuah anugrah luar biasa yang Tuhan berikan kepada Sosrokartono. Polygot atau dapat diartikan dengan kemampuan untuk menguasai banyak Bahasa. Seperti yang penulis ceritakan dibuku ini, Mohammad Hatta pernah berkata bahwa beliau telah menguasai 17 bahasa asing dan 10 bahasa nusantara. Bahkan yang membuat saya semakin kagum adalah beliau mempelajari Bahasa-bahasa tersebut secara otodidak. Sebagai seorang anak yang terlahir dari keluarga yang masih menjunjung tinggi adat dan kebudayaan, beliau juga sangat menyukai untuk menonton pertunjukan wayang. Menurut beliau dengan menonton pertunjukan wayang, beliau dapat memetik banyak sekali pesan moral dari pertunjukan yang telah beliau tonton. 

Apakah kalian tahu, Sosrokartono sangatlah dekat dengan R.A Kartini dibandingkan dengan adik-adiknya yang lain. Tak heran jika kakak beradik ini sangatlah dekat, mereka berdua mempunyai banyak sekali persamaan terutama dibidang ilmu pengetahuan. Beliau sering sekali mengajari Kartini dengan berbagai ilmu sebelum beliau berangkat ke Eropa. Maka dari itu, Kartini menganggap Sosrokartono sebagai sosok guru dan inspirator 

Ternyata, beliau juga memiliki nama samaran loh. Namun tidak ada keterangan sampai saat ini mengapa beliau sampai membuat nama samaran ketika kembali ke Indonesia. Nama samaran Sosrokartono ada dua yaitu, Mandor Kloengsoe dan Djoko Pring. Ada beberapa bukti yang dapat membuktikan kebenaran bahwa Sosrokartono memiliki nama samaran semasa hidupnya. Salah satunya adalah dari beberapa surat yang beliau kirimkan untuk Komunitas Monosuko.

Di buku ini kita diajarkan banyak sekali pelajaran hidup seorang Sosrokartono. Bukan hanya laku kehidupannya saja, pandangan dan pemikiran beliau pun tersampaikan didalam buku ini. Ngawulo Marang Kawulane Gusti (Mengabdi kepada hamba Tuhan), itu adalah ajaran utama dan menjadi visi hidup beliau. Arti dari “Mengabdi kepada hamba Tuhan” bukan berarti beliau menyembah hamba Tuhan, melainkan menolong sesama makhluk hidup. Ajaran selanjutnya yaitu ada Catur Murti. Apasih Catur Murti yang diajarkan beliau ini? yang dimaksud adalah Keselarasan dari empat (catur) aspek dalam diri manusia, antara lain pikiran, perasaan, perbuatan, dan perkataan. Lebih jelasnya dapat diartikan bahwa pikiran, perasaan, perbuatan, dan perkataan manusia harus sama-sama benar. Dizaman seperti sekarang ini, apalagi anak muda yang sedang beranjak dewasa masih seringkali berkata benar namun tindakan dan perilakunya masih salah. Ini adalah salah satu hal yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Walaupun nyatanya berat untuk bisa menyelaraskan aspek-aspek tersebut, kita harus tetap berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik. Jangan hanya terbelenggu dalam perkataan bahwa sudah menjadi watak alami kita. Ajaran ini adalah ilmu untuk berhati-hati dalam bertindak. Untuk itu semasa hidupnya beliau dikenal dengan sosok yang sangat hati-hati, entah itu dalam perbuatan maupun perkataan. Ada beberapa prinsip dari ajaran Sosrokartono yang sangat dikenal yaitu, Sugih Tanpo Bondo, Digdaya Tanpo Aji, Ngluruk Tanpo Bala, Menang Tanpo Ngasoraken (Kaya Tanpo Harta, Sakti Tanpo Aji, Maju Tanpa Pasukan, Menang Tanpo Merendahkan). Prinsip-prinsip itu dikenal dengan Prinsip Perjuangan Lahir. Setiap prinsip dijelaskan dengan singkat dan jelas. Penulis dengan sangat apik mampu membuat pembaca nya semakin bisa untuk intropeksi terhadap diri.

Baca Juga : Resensi Buku Novel (Novel : Kebahagiaan Keluarga)

 

Kelebihan dari Buku ini adalah, Muhammad Muhibbudin menampilkan sumber-sumber yang beliau pakai, untuk itu pembaca akan lebih mudah mencari jika ingin lebih tau tentang beberapa hal. Yang lebih menarik adalah, penulis menampilkan surat-surat yang telah Sosrokartono buat agar pembaca semakin mengetahui tentang sejarah beliau. Selain itu, penulis juga menambahkan frame untuk beberapa kalimat seperti pada “Ilmu Laku” yang Sosrokartono tulis agar lebih mudah untuk diingat.

Untuk kekurangannya menurut saya pribadi, masih ada beberapa peristiwa yang diceritakan tidak lengkap. Untuk itu pembaca menjadi kurang lega setelah membaca. Meskipun begitu, kita masih bisa mencarinnya sendiri entah itu di buku lain ataupun di internet. Namun, saya masih sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca apalagi bagi mahasiswa sejarah ataupun sastra. Dari buku ini banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita ambil sesuai dengan judul yang tertera pada cover. Saya harap setelah membaca buku ini, para pembaca dapat menerapkan ajaran dan petuah hidup dari R.M.P Sosrokartono sedikit demi sedikit.

 


Nama: Wida Nour Ratri
NIM: 202110410311216
Prodi: Farmasi
Universitas: Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat: Ds. Pojok, Kec. Campurdarat, Kab. Tulungagung, Jawa Timur


Topik

Ruang Mahasiswa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Wida Nour Ratri

Editor

Sri Kurnia Mahiruni