JATIMTIMES - Penggalian yang dilakukan oleh Tim Ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Candi Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu membuahkan hasil. Setidaknya ada 7 kotak yang berhasil ditemukan oleh tim.
Semula, tim melakukan penggalian di 22 titik atau kotak penggalian yang ada di sana. Dengan adanya 7 kotak temuan itu, maka selanjutnya akan menjadi bahan baru dalam melakukan kajian atau penelitian tentang Candi Songgoriti.
Baca Juga : Akibat Bola Mati, Persik Kediri Digulung Arema 2 -3
“Dari 7 kotak temuan itu ada 4 temuan berkaitan dengan Candi Songgoriti,” kata Ketua Tim Ekskavasi BPCB di Candi Songgoriti, Muhammad Ichwan.
Temuan pertama berupa sudut batur yang berada di sisi sebelah tenggara. Sudut batur yang terbenam di sisi tenggara ini memiliki tiga lapis dengan materi dari batu andesit. Kemudian secara berkelanjutan tim ekskavasi juga menemukan temuan dalam penggalian di kotak C9 dan C10.
Untuk kedua kotak ini tim menemukan lantai bangunan yang diduga ada di zaman Belanda. Bangunan berasal dari batu bata zaman Belanda (bukan jaman kuno) itu membentuk sebuah pagar pendek yang membujur dari utara ke selatan.
“Pada kotak C9 dan 10 ini kami juga menemukan ada selokan air atau saluran drainase pada sisi selatan,” terang Ichwan.
Lalu pada kotak D8 ditemukan sudut batur di sisi barat laut (BL). Materi yang ditemukan juga berupa batu andesit sama seperti temuan sudut batur di sisi tenggara.
“Selain itu dua temuan lain berada di kotak penggalian E7 dan F6,” tambah Ichwan.
Pada kedua kotak tersebut ditemukan lantai kerakal atau lantai dengan bahan batu kerikil. Dua temuan ini berada di dalam area batur, sehingga masih berada di area Candi Songgoriti.
Baca Juga : Menghilang dari Dunia Maya Usai Ditegur Prabowo, Kemana Fadli Zon?
Ichwan menambahkan, tim Ekskavasi BPCB berupaya mencari ruang dan bentuk asli candi dengan menggunakan batur dan batu jaldwara sebagai petunjuk.
Keberadaan batu jaldwara inilah yang memperkuat pendapat Candi Songgoriti merupakan sebuah petirtaan atau tempat pemandian bagi keluarga kerajaan atau bangsawan zaman dulu.
Sedang ekskavasi Candi Songgoriti sudah dimulai sejak 12 November. Ekskavasi penyelamatan itu dilaksanakan hingga 10 hari mendatang. Sebanyak 17 personel pun diturunkan dalam proses ekskavasi ini dengan memperhatikan protokol kesehatan, yakni dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dengan air sabun atau handsanitizer.
“Ekskavasi ini dilakukan untuk mengetahui bentuk aslinya Candi Songgoriti, supaya bisa diketahui bentuk dan ruangan candi agar dapat direkonstruksi sebagai data teknis pemugaran tempat yang dulunya ditengarai menjadi petirtaan atau tempat pemandian,” tutup Ichwan.