JATIMTIMES - Setiap pembudidaya ikan, selalu berharap untuk mendapatkan benih yang baik, sehat, dan berkualitas. Karena syarat itu menjadi salah satu faktor kesuksesan dalam berbudidaya ikan, termasuk gurami.
Bagi pembudidaya sekaligus penyedia bibit gurami, Suyatno Efendi (42) warga Purworejo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung ini meminta agar penebaran benih gurami memperhatikan waktu yang tepat.
Baca Juga : Dua Nenek Renta Jadi Korban Kebejatan Remaja di Tulungagung, Pelaku Alami Kelainan Ini
"Jika mau bagus, yang baik ditebar ke kolam pembesaran antara jam 9 sampai jam 10 pagi," kata Suyatno, Selasa (16/11/2021).
Di saat itu, ikan akan langsung mendapatkan sinar matahari dan terhindar dari stress. Jika memilih waktu sore, sebaiknya ketinggian air maksimal 1 meter agar benih ikan tidak kedinginan.
"Sore juga bagus, namun agar terhindar dari penyakit maka sebaiknya air jangan terlalu dalam dulu," ujarnya.
Ukuran ikan yang ditebar, menurut pria yang juga jual beli ikan hias ini menuturkan, sebaiknya jika dilepas ke kolam besar miminal ayak (saringan) 4. "Ayak empat ini sudah hampir dua centimeter, jadi ikan sudah cukup kuat," imbuhnya.
Jika kemudian terjadi stress atau ada gejala bibit yang ditebar kurang maksimal, misalnya banyak yang tiba-tiba mati, daun atau pohon pisang menjadi penawar yang baik.
Baca Juga : Bencana Tanah Amblas di Tulungagung Ternyata Ada Riwayat Tanah Gerak
"Tidak perlu pakai yang kimia, dengan pohon dan daun pisang ini akan banyak mengatasi masalah pada benih gurami yang baru dimasukkan ke kolam," ungkapnya.
Selain akan mengatasi penyakit luka pada ikan, mata menonjol dan penyakit cacar ,daun pisang akan digunakan ikan untuk berteduh jika sengatan matahari terlalu panas.
"Penebaran gurami juga sebaiknya dilakukan dengan cara perlahan. Kantong-kantong plastik yang berisi benih dibuka dan biarkan benih-benih ikan gurame tersebut berenang sendiri keluar dari kantong plastik dan menuju kolam. Jika mau ditumpahkan, sebaiknya pelan-pelan saja," pungkasnya.