JATIMTIMES - Seiring dengan kasus covid-19 di Indonesia yang telah menunjukkan perbaikan signifikan, upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus bergeliat dari berbagai sektor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi program PEN, sampai 5 November 2021 telah mencapai Rp 456,35 triliun atau sebesar 61,3 persen dari pagu sebesar Rp 744,77 Triliun. Program ini akan terus dioptimalkan untuk menopang penghidupan dan daya beli masyarakat serta menjaga keberlangsungan usaha, memulihkan ekonomi di berbagai sektor, termasuk sektor transportasi.
Baca Juga : Mas Dhito: Tetap Waspada Demam Berdarah Dengue di Musim Penghujan
Adapun serangkaian insentif fiskal juga telah diberikan untuk mendongkrak kinerja sektor usaha. Di antaranya, insentif PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25, restitusi PPN, dan penurunan tarif PPh badan yang telah diberikan untuk membantu likuiditas dan keberlangsungan usaha.
Dalam hal ini, pemerintah juga telah memberikan insentif fiskal kepada sektor-sektor yang memiliki multiplier effect tinggi terhadap perekonomian, seperti sektor properti dan otomotif.
Sebagian besar insentif bagi sektor transportasi dan pergudangan diberikan untuk menjaga cash flow dan menahan gelombang PHK. Antara lain, perpanjangan insentif pajak, restrukturisasi penyelesaian kredit bagi usaha di sektor transportasi baik yang ada di sektor perbankan maupun lembaga jasa keuangan non perbankan, serta bantuan subsidi gaji/upah. Kedua sektor ini dinilai menjadi salah satu yang mampu mendorong geliat percepatan PEN.
"Sektor transportasi dan pergudangan adalah enabler untuk sektor yang lainnya. Pemulihan sektor ini akan mendorong percepatan pemulihan berbagai aktivitas ekonomi di berbagai sektor lainnya. Untuk itu, pemerintah akan terus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan pemulihan sektor transprotasi dan pergudangan nasional," ujarnya.
Hal itu pula menunjukkan penanganan kesehatan dan PEN berjalan beriringan. Penanganan covid-19 dengan percepatan vaksinasi di Indonesia bahkan menjadi salah satu yang diakui dunia.
Menurut WHO dalam “Laporan Covid-19 Situation Report – 79” per 3 November 2021, seluruh provinsi di Indonesia telah berada pada yingkat penularan masyarakat (community transmission) level 1 atau tingkat penularan rendah.
Sementara itu, berdasarkan NIKKEI Covid-19 Recovery Index, performa Indonesia menempati urutan 41 dari 121 negara, terbaik di antara negara-negara ASEAN. Peringkat ini terus membaik dari sebelumnya di peringkat 54.
Perkembangan capaian vaksinasi yang semakin baik juga memengaruhi sektor ekonomi. Per 10 November 2021, total 209,6 juta dosis telah disuntikkan kepada masyarakat tanah air.
Baca Juga : Becek, Pedagang Pasar Pagi Keluhkan Area Relokasi Stadion Brantas
Dengan demikian, 61,2 persen target telah tervaksinasi dosis 1 dan 38,9 persen target telah tervaksinasi lengkap. Pemerintah dalam hal ini juga akan terus mendorong capaian vaksinasi ini agar semakin cepat mencapai herd immunity.
Dikatakan Airlangga, kondisi ekonomi secara makro juga menunjukkan resiliensi yang baik. Tercatat, hingga awal November 2021, pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen (yoy) pada kuartal III-2021.
"Pemerintah optimis di tahun 2021 secara full year, Indonesia pertumbuhan ekonominya pada rentang 3,7 sampai dengan 4,0 persen dapat dicapai," ungkapnya.
Sementara itu, pemerintah juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 dapat mencapai 5,2 persen. Hal itu sejalan dengan proyeksi dari berbagai lembaga internasional.
“Momentum pemulihan ekonomi yang terus berlanjut sampai Q3-2021 ini harus tetap dijaga karena hal ini adalah kunci penting agar perekonomian kita dapat terus pulih dengan lebih cepat,” pungkasnya.