JATIMTIMES - Puncak La Nina masih akan berlangsung Januari hingga Februari 2022 mendatang. Karena itu, potensi banjir bandang di bantaran Sungai Brantas masih mengintai di Kota Batu.
Oleh sebab itu, warga Kota Batu diminta tetap waspada dan siaga menghadapi bencana jika terjadi sewaktu-waktu. Sebab, kemungkinan itu muncul setelah dilakukan penelusuran lahan hulu kawasan Pusung Lading dan sekitarnya.
Baca Juga : Melalui Disbudparpora, Pemkot Kediri Susun Kajian Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Kediri
Penelusuran dilakukan setelah hasil potret drone pada beberapa titik di kawasan hulu Kota Batu. Terlihat di sana terjadi penggundulan hutan. Kemudian juga terdapat satu blok hutan lindung lain, yakni Glagah Wangi yang terletak di sisi barat Pusung Lading, juga mengalami penggundulan.
“Setelah melakukan pemantauan dari foto drone, di kawasan Glagah Wangi juga sudah muncul perubahan tata lahan,” ungkap Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Variant Ruritan.
Munculnya perubahan tata lahan berpotensi membahayakan seperti hulu Pusung Lading. Sehingga perlu dilakukan antisipasi pencegahan secepatnya mengingat La Nina masih akan berlangsung.
Karena itu, harus dilakukan segera gerakan reboisasi dalam skala besar secara dini. Kemudian alih fungsi lahan yang terjadi harus dikembalikan ke fungsinya sebagai hutan dengan ragam vegetasi.
“Tapi tidak mungkin dilakukan penanaman di lokasi saat ini. Kalu jangka panjangnya, perlu diprogramkan secara bertahap. Karena itu, saat ini kesiapsiagaan yang penting dilakukan,” ucap Raymond.
Bahkan saat ini terlihat pematus alami yang berada di bawah blok Glagah Wangi juga hampir sama dengan Pusung Lading. Dari hasil pengamatan foto drone, juga terdapat penumpukan sedimen di sejumlah pematus.
Baca Juga : Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar Sebut Anies Baswedan sebagai Capres 2024
“Jadi, ketika ini dikombinasikan dengan hujan deras, akan terjadi aliran pernukaan membawa kayu dan lainnya,” ujar Raymond. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya banjir bandang terulang kembali. “Tidak menutup kemungkinan banjir bandang dapat kembali terulang tapi pada alur pematus lain,” kata Raymond.
Menurut Raymond, Jasa Tirta juga menemukan data dalam tiga atau empat tahun terakhir, pada saat musim kemarau, luas tutupan lahan atau yang berisi tanaman tegakan berkisar 19-25 persen. “Jumlah tersebut masih jauh dari ideal lahan tutupan yang seharusnya berada di kisaran 30 persen,” tutup Raymond.