JATIMTIMES - Upaya pengentasan stunting di Kota Malang terus menunjukkan hasil yang signifikan. 2021 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat angka stunting telah turun drastis jauh dari target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan, angka stunting di Kota Malang saat ini berada di 9,9 persen. Sedangkan, target dari Renstra 2023 paling tidak angka stunting di angka 14 persen.
Baca Juga : Rakor Penanganan dan Pencegahan Covid-19, Bupati Blitar Dorong Percepatan Vaksinasi
Capaian ini cukup bagus, mengingat penanganan stunting telah melampaui target yang ditetapkan diawal. "Stunting itu berdasarkan hasil pemeriksaan pengukuran, evaluasinya di Agustus dan Februari. Kami sudah melakukan pengukuran di Agustus lalu, saat ini stunting kita di angka di 9,9 persen atau sekitar 1.600 balita dari total sekitar 16.000 balita di Kota Malang," ujar Husnul, Jumat (12/11/2021).
Angka ini juga turun jauh dari kasus stunting pada 2020 lalu, yakni 14,53 persen atau sekitar 5.701 balita di Kota Malang. Bahkan, dari standar Jawa Timur (Jatim) sekitar 20 persen, Kota Malang sudah melampaui itu.
"Jawa Timur standarnya sekitar 20 persen. Kita sudah turun jauh dari itu," jelasnya.
Bahkan, menurut Husnul, kasus Stunting di Kota Malang saat ini tergolong dalam kategori kasus yang tidak berat. Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan, baik intervensi spesifik maupun sensitif, kasus stunting di Kota Malang sudah menunjukkan adanya perubahan dari stunting menjadi di bawahnya. Namun tetap dalam pemantauan.
"Jadi stunting itu pun yang di Kota Malang ini bukan yang berat, cuma berat badan yang tidak naik dalam beberapa kali penimbangan. Kemudian, antara umur dan tinggi badan belum sesuai. Sehingga, turut tidak menjadi stunting, tapi tetap dalam pemantauan," terangnya.
Baca Juga : Dinkes Kota Malang Pastikan 26 RS Sudah Penuhi Perizinan Operasional
Lebih jauh, dalam hal ini upaya zero stunting tetap dilakukan oleh Dinkes Kota Malang. Seperti dengan memantau kesehatan reproduksi (Kespro) bagi calon pengantin, hingga bimbingan bagi calon pengantin bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang.
"Sehingga, dari sana sudah kita harapkan pasangan ini sudah sehat. Selama kehamilan kita pantau, di kehamilan ini selama 6 kali pemeriksaan, berapa berat janin, detak jantung berapa itu bisa. Ini kita lakukan sampai bayi baru lahir," pungkasnya.