JATIMTIMES - Banjir bandang yang menerjang Kota Batu mulai memantik kepedulian sejumlah daerah. Salah satunya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Bantuan mulai disalurkan Pemkab Blitar melalui Dinas Sosial dengan mengirimkan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu masyarakat terdampak bencana di Kota Batu.
Plt Dinas Sosial Kabupaten Blitar, Tuti Komaryati, menyampaikan Dinsos Kabupaten Blitar mengirimkan 20 orang personel Tagana ke Kota Batu. Pengiriman personel ini setelah Dinsos Kabupaten Blitar dengan Dinsos Provinsi Jawa Timur dan Tagana Jawa Timur.
Baca Juga : Hendak Membersihkan Saluran Air, Pria di Tulungagung Terpeleset dan Meninggal Dunia
“Personil Tagana kita kirimkan hari ini. Mereka akan membantu masyarakat di Kota Batu yang terdampak bencana,” kata Tuti Komaryati, Sabtu (6/11/2021).
Tuti menambahkan, relawan Tagana yang diterjunkan akan membantu pemulihan di Kota Batu. Di antaranya seperti memberikan layanan kesehatan, membantu evaluasi, juga melakukan pendataan kebutuhan warga. Utamanya yang mengalami kerusakan rumah atau kehilangan harta benda. Data ini sangat penting karena akan menjadi acuan penyaluran bantuan yang dilakukan pemerintah.
“Di sana Tim Tagana dari Kabupaten Blitar kita bagi dalam beberapa tim. Ada tim yang mendirikan dapur umum, ada tim yang khusus menangani psikososial dan ada tim yang melakukan pembersihan lokasi terdampak. Personil terbanyak membersihkan lokasi terdampak ada 12 orang,” papar Tuti.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang melanda Kota Batu Kamis 4 November pada pukul 14.00 WIB. Banjir menerjang 5 dusun di 4 kecamatan. Antara lain, Dusun Sambong dan Dusun Beru, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji. Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu. Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji dan Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Batu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa banjir bandang di Kota Batu terjadi karena cuaca ekstrem. Khususnya curah hujan yang meningkat beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya BMKG memang telah memprediksi curah hujan akan semakin meningkat pada November. Prediksi ini sejalan dengan penguatan La Nina dan Monsun Asia yang disertai berbagai fenomena labilitas atmosfer. Fenomena ini bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat. Kondisi tersebut berpotensi makin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang. (Adv/Kmf)