JATIMTIMES - Tim Kedaireka Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar melaksanakan pelatihan pengembangan teknik membatik di Kampung Batik Kembang Turi, Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Sabtu (30/11/2021).
Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Matching Fund dari platform Kedaireka yang dilaksanakan Unisba Blitar. Kampus terbesar di Blitar Raya menjalankan sebuah program sebagai bentuk nyata dukungan Kemendikbud RI untuk menciptakan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan pendidikan tinggi dengan pihak industri.
Baca Juga : Akhir 2021, Mal Pelayanan Publik Kota Malang Sudah Bisa Difungsikan
Dalam hal ini, program Matching Fund Kedaireka dari Tim Unisba Blitar difokuskan pada Pengembangan dan Penguatan di sentra Batik Kembang Turi Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Kelurahan Turi terkenal dengan kampung perajin batik dengan produk unggulan Batik Kembang Turi. Dengan produk batiknya, Kelurahan Turi terkenal dengan sebutan Kampung Batik Kembang Turi.
Ketua Tim Riset Matching Fund Kedaireka Unisba Blitar Dr. Rumanintya Lisaria Putri, SE, MM, mengatakan, peserta dari kegiatan pelatihan ini adalah perajin batik di Kampung Batik Kembang Turi. Meski sudah mahir membatik, melalui pelatihan ini Tim Kadeiraka Unisba Blitar mendorong perajin batik berinovasi melalui pewarna alami. Total ada sekitar 30 perajin batik yang mengikuti pelatihan ini.
Dalam program pengembangan ini, Dr Putri berkolaborasi dengan anggota lainya, yakni Dr. Yuhanin Zamrodah, S.Ap, M.Agr dari Fakultas Pertanian dan Aris Sunandes ,SE, MM dari Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen. Selain itu, ketiga dosen tersebut juga melibatkan beberapa mahasiswanya untuk melakukan riset dan pendampingan di sentra Batik Kembang Turi.
“Di pelatihan ini kami menghadirkan narasumber dari Yogyakarta. Kami dorong peserta untuk menggunakan pewarna alami. Pewarna alami ada dari daun mangga, teh dan ampas kopi,” kata Dr Putri.
Putri menambahkan, kemampuan perajin batik di Kampung Batik Kembang Turi sudah tidak diragukan lagi. Namun demikian, mereka belum berani berinovasi. Melalui kegiatan ini Tim Kadeiraka Unisba Blitar mendorong agar pengrajin batik di Kampung Batik Kembang Turi untuk berani berinovasi.
“Selama ini mereka menggunakan pewarna sintetis. Disini kami mendorong mereka untuk berinovasi memakai pewarna alami. Memakai pewarna alami ini keuntungannya banyak sekali, dari segi warna akan lebih bagus dari pewarna sintetis, sehingga harga kain batik di pasaran bisa lebih mahal,” tukasnya.
Sementara itu, Lurah Turi, Agus Resyono, ditemui di kesempatan yang sama menyampaikan, pelatihan yang digelar ini diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing batik kembang turi. Dengan pelatihan ini wawasan dan pengetahuan perajin batik akan bertambah.
Baca Juga : Wali Kota Kediri Bersepeda Kediri- Blitar untuk Tanda Tangani MoU, Disambut Pantun Bupati Blitar
“Harapan kami dengan pelatihan ini akan muncul batik model baru lagi di Kampung Batik Kembang Turi,” pungkas Agus.
Sebelumnya, Wali Kota Blitar, Santoso mengapresiasi program pengembangan Batik Kembang Turi yang digagas oleh Tim Kedaireka Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar.
Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Sosialisasi RT Berdaya melalui Program Blitar Keren (Keberagaman, Religius dan Nasionalis) Tahun 2021 di Balai Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Rabu (27/10/2021).
Menurut Santoso, pengembangan Batik Kembang Turi yang digagas oleh Tim Kedaireka Unisba Blitar merupakan salah satu percontohan RT Berdaya dalam rangka mengsukseskan Program Blitar Keren. Program ini merupakan program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2021-2026 dalam meningkatkan potensi pembangunan daerah tingkat Kelurahan.
"Saya sangat mengapresiasi terobosan dari Tim Kedaireka Unisba Blitar untuk mengembangkan Batik Kembang Turi di Kelurahan Turi. Tentunya pengembangan ini bisa menjadi percontohan bagi RT-RW untuk pemanfaatan anggaran RT Berdaya di Kota Blitar," kata Wali Kota Santoso.