JATIMTIMES - Tugas berat nampaknya menanti Desa Kemiren sebagai Desa Adat Osing yang menjadi bagian penting dari Ijen Geopark. Salah satu tugas itu adalah merubah pola hidup masyarakat dan menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat.
Pernyataan tersebut disampaikan M Arifin, Kepala Desa (Kades) Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi kepada wartawan media ini di ruang kerjanya pada Senin (01/11/2021). Arifin pun menjelaskan beberapa catatan yang harus segera dituntaskan pasca mengikuti Virtual Advisory Mission (VAM) untuk geopark yang digelar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN BAPPENAS) RI belum lama ini.
Baca Juga : Dukung Ijen Geopark, SMPN 3 Banyuwangi Bangun Pojok Geopark
“Bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga memelihara dan melestarikan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat,” jelas Arifin.
Menurut dia, kebersihan dan kesehatan lingkungan alam merupakan hal cukup penting bagi wisatawan yang datang dan berkunjung ke Desa Adat Osing yang memang sudah menjadi destinasi wisata andalan. Sehingga apabila lingkungannya kotor dan kumuh akan menyebabkan wisatawan enggan untuk datang kembali.
Kekurangan lain yang menjadi catatan adalah perlunya persiapan desa untuk mendukung upaya Ijen Geopark menjadi calon anggota baru UNESCO GLOBAL GEOPARK (UGG) yang hanya tinggal selangkah lagi. Catatan itu seperti pemenuhan sarana prasaran dan fasilitas umum yang ramah dan bersahabat bagi kelompok penyandang disabilitas.
Arifin menambahkan, faktor lain yang harus diupayakan oleh pihak desa adalah menjalin kerjasama dengan akademisi untuk menggali potensi desa dan dikembangkan. Sehingga masyarakat desa benar-benar mampu mengoptimalkan potensi yang ada dan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Selama program yang sudah dilaksanakan adalah kerjasama dengan perguruan tinggi bagi program mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang waktunya relatif singkat. Sehingga manfaatnya kurang optimal bagi masyarakat desa,” jelas ayah dua anak tersebut.
Baca Juga : Hutan Segitiga, Destinasi Wisata Kota Malang yang Hadirkan Permainan Tradisional
Kemudian untuk menjaga tradisi dan budaya mocoan, keneradaan Lembaga Adat Osing menurutnya mampu menjadi jembatan komunikasi antara kelompok tua dengan kaum milenial. Sehingga proses tranformasi budaya tersebut bisa terjadi secara alami. Di mana masyarakat mampu menjaga, memelihara dan melestarikan warisan budaya mocoan di Desa Kemiren.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, selangkah lagi Ijen Geopark menuju predikat UNESCO Global Geopark (UGG). Langkah itu diambil selah mendapat kepercayaan mewakili Indonesia untuk menjadi calon anggota baru UGG. Sederet rangkaian kegiatan presentasi dan tanya jawab progres Ijen Geopark dalam Virtual Advisory Mission (VAM) telah dilakukan beberapa waktu lalu.
Kegiatan VAM tersebut ditutup dengan tour situs geologi, biologi dan budaya yang berada di TN. Alas Purwo, Desa Adat Osing Kemiren dan SMPN 3 Banyuwangi sebagai lembaga pendidikan yang mendukung program edukasi Ijen Geopark.