JATIMTIMES – Penyakit Pneumonia atau peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi, sangat rentan menimpa anak di usia 1 hingga 5 tahun. Bahkan penyakit yang gejala umumnya adalah batuk berdahak, deman, dan sesak napas ini bisa mengakibatkan kematian pada bayi.
Untuk melakukan pencegahan balita terjangkit penyakit Pneumonia, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember bakal menggelar imunisasi PCV (Pneumokokus Konyugasi Vaksin) secara gratis bagi bayi pada November ini.
Baca Juga : Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemerintah Siapkan Aplikasi Tracing di Sekolah dalam Masa PTM
“Kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember akan menggelar suntik vaksin atau imunisasi PCV bagi bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan. Agar bayi-bayi di Jember terbebas dari penyakit pneumonia atau radang paru akibat bakteri Pneumokokus, dan suntik ini gratis,” ujar Arif Yoni Setiawan SKM MPH Kasie Survelan dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Jember, Senin (1/11/2021).
Arif menjelaskan, bahwa pemberian vaksin PCV ini pertama kalinya diberikan secara gratis. Sebelumnya, bayi yang hendak vaksin PCV bisa mendapatkannya di rumah sakit, dengan biaya yang harus dikeluarkan antara Rp 800 ribu hingga Rp 900 ribu untuk sekali suntik.
"Vaksin ini (PCV) sebelumnya belum ada yang gratis, yang ada secara mandiri di rumah sakit. Sebelumnya berbayar Rp 800-900 ribuan satu kali vaksin. Tapi saat ini diberikan secara gratis setelah ditetapkan Kemenkes RI menjadi imunisasi wajib bagi bayi. Pencanangan vaksin PCV sebagai imunisasi wajib dilakukan Menkes Budi G Sadikin pada Juni 2021 lalu,” ujar Arif.
Menurut Arif, penyakit pneumonia sudah ada sejak lama di Jember. Data Dinkes Jember menunjukkan, pada 2020 ada 3.761 kasus di semua usia. Khusus bayi, usia kurang dari 1 tahun ada 1.285 kasus, balita usia 1-5 ada 2.391 kasus. Jumlah kasus pneumonia berat di bawah 1 tahun 32 kasus dan pneumonia berat di rentang usia 1-5 tahun ada 53 kasus.
Pada 2021 hingga September, kasus di semua umur menurun menjadi 1.756 kasus. Khusus untuk bayi usia kurang dari 1 tahun ada 583 kasus. Lalu balita usia 1-5 ada 1.139 kasus. Untuk kasus pneumonia berat pada bayi di bawah 1 tahun ada 32 kasus. Lalu pada balita 1-5 tahun ada 53 kasus. Namun di 2021 ini ada satu kasus yang meninggal, yakni bayi di bawah usia 1 tahun.
Dari kondisi itu, Arif mengimbau agar ibu-ibu yang punya bayi mulai kelahiran April 2021, bisa datang ke posyandu untuk mendaftar. Bila posyandu inaktif karena sesuatu hal, maka bisa berkoordinasi dengan bidan wilayah atau puskesmas untuk mendapatkan vaksin PCV. Nantinya petugas akan mendaftar dan menentukan waktunya.
Dalam vaksin PCV ini, bayi-bayi itu harus dikumpulkan minimal 4 bayi dalam satu jadwal vaksin. Sebab dalam imunisasi PCV 1 skema pemerintah ini, satu fial (botol) untuk untuk 4 dosis (bayi).
"Jadi mau tidak mau harus diubah strategi, yakni mengumpukan bayi-bayi itu dalam satu tempat. Atau disentralkan di desa. Intinya kita ingin mengejar ketertinggalan karena masih banyak yang belum divaksin PCV ," terang Arif.
Dalam kesempatan yang sama, Dr dr M Atoillah Isfandiari M.Kes menjelaskan, pneumonia adalah radang paru yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau bahkan bahan kimia. Virus Covid 19 pun bisa menyebabkan pneumonia.
Arif juga mengatakan, bahwa Kabupaten Jember patut bersyukur bisa mendapatkan vaksin PCV secara gratis dari Propinsi bersama dengan 8 kabupaten lainnya, karena tidak semua Kabupaten mendapatkan vaksin PCV.
Baca Juga : Hingga Oktober, Investasi Sektor Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Batu Melebihi Target
“Alhamdulillah kita bersama dengan 8 kabupaten lain di Jawa Timur dan 6 kabupaten kota di Jawa Barat mendapatkan jatah vkasin PCV ini secara gratis. Sehingga saya berharap masyarakat yang memiliki bayi yang lahir pada bulan April untuk memanfaatkan momen ini,” ujar Arif.
Di luar Covid 19, banyak penyebab pneumonia dan sebelum Covid 19, pneumonia sudah banyak terjadi pada anak dan bayi. Selama ini pneumonia pada bayi sudah menjadi masalah sebelum Covid-19. Khususnya yang disebabkan oleh bakteri. Hal itu bisa jadi semakin banyak bila kita abai.
"Covid selesai, pneumonia belum tentu selsai. Apalagi yang disebabkan bakteri. Jadi nanti kita semua butuh refocusing pada pneumonia non covid ini," ungkap dr Atoillah.
Dijelaskan Wakil Dekan 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair ini, pneumonia memang banyak terjadi pada bayi usia di bawah 12 bulan. Itu karena sistem imun bayi masih lemah. Usia paling rentan 2 sampai 12 bulan, angka kematian juga lebih banyak pada kelompok usia 2-12 bulan.
"Dengan mendapatkan vaksin PCV, bila anak kelompok ini ketika terinveksi, setidaknya daya tahan tubuh si anak tidak gagal-gagal amat," ungkap dr Atok.
Sumber penularan kepada bayi adalah ini yang utama adalah orang tua. Bisa jadi bakteri Pneumokokus ini sudah ada pada orang tua. Kalau menular antar orang tua, mungkin hanya berakibat pilek atau batuk.
"Bila bakteri ini kalau masuk ke pernafasan anak, bisa menjadi pneumonia atau radang paru," tutur dr Atok.
Semestinya, ibu menyusui pun pakai masker. Itu penting karena sumber penular utama pneumonia pada bayi adalah ibu dan orang-orang terdekat. "Belum lagi yang towel-towel bayi tanpa sebelumnya cuci tangan, ini rawan," pungkas dr Atok.