JATIMTIMES - Marsheilla Gischa Islami, atlet badminton asal Kota Blitar, sukses mengukir sejarah di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 beberapa waktu lalu. Gadis 24 tahun perwakilan Jawa Timur ini berhasil memboyong 3 medali emas setelah menjuarai cabang olahraga buku tangkis di kelas ganda campuran, ganda putri, dan beregu putri.
Kedatangan Gischa di tanah kelahirannya Kota Blitar pada Rabu (27/10/2021) disambut haru dan bangga oleh keluarga, para pelatih, serta keluarga besar PB Dasa Digdaya.
Baca Juga : Top! PemkabĀ Blitar Terima Terima Penghargaan Opini WTP LKPD 2020
"Tentunya kami sangat bangga anak didik kami bisa meraih prestasi luar biasa di PON Papua kemarin. Membawa 3 medali emas sekaligus. Ini sejarah baru yang mungkin sulit untuk diulangi," kata Puji Susilo, pembina PB Dasa Digdaya yang bermarkas di gedung serbaguna Kelurahan Kepanjenlor, Kota Blitar.
Menurut Puji, Gischa telah melalui perjalanan panjang sebelum sukses menjadi atlet badminton dan mencetak prestasi di PON Papua 2021. Dia bercerita bahwa ia bertemu dengan Gischa sekitar 11 tahun lalu. Saat itu, Gischa masih duduk di kelas 1 sekolah menengah pertama (SMP).
"Dari kecil bakat Gischa ini memang bagus. Latihannya juga rajin. Dia selalu datang lebih awal dan pulang lebih akhir untuk menambah jam latihan," tutur Puji.
Puji menceritakan, Gischa menghabiskan waktunya menimba ilmu sekitar tiga tahun di PB Dasa Digdaya. Sejak kecil, Gischa sudah terbiasa mengikuti berbagai turnamen badminton, baik tingkat lokal dan nasional.
Karena bakat dan keuletan visi dalam permainan bulu tangkisnya, talenta Gischa kemudian dilirik PB Semen Gresik. Tak berhenti di situ, Gischa kemudian bergabung dengan PB Djarum hingga sukses masuk dalam pelatnas mewakili Jawa Timur di PON Papua kemarin.
"Di PB Dasa Digdaya, yang kami bina mulai usia 7-14 tahun. Di atas itu kami rekomkan ke klub lain seperti PB Semen Gresik itu," ujar Puji.
Puji mengaku bangga mempunyai anak didik berprestasi layaknya Gischa. Meski demikian, pihaknya bertekad akan terus mencetak bibit-bibit atlet badminton yang dapat mengharumkan nama bangsa, termasuk Kota Blitar.
PB Dasa Digdaya juga mencetak altet-atlet berprestasi lainnya seperti Reza Pahlevi yang mendapat medali perunggu di PON Papua lalu dalam kelas beregu putra mewaliki Jawa Timur. Selain itu, ada nama Teges Satriaji (19 tahun) yang juara di ajang Jerman Junior.
"Kedatangan Gischa hari ini kita harapkan dapat memberikan support dan semangat kepada adik-adiknya di PB agar terus selalu giat berlatih. Dan nantinya kita harapkan dapat menjadi motivasi untuk bisa berprestasi," imbuh Puji.
Baca Juga : Akhir 2021, Puluhan Rumah Tak Layak Huni di Kabupaten Blitar Bakal Diperbaiki
Dalam kesempatan itu, Gischa bercerita bahwa hobinya badminton diperoleh dari sang ayah. Anak kedua pasangan (alm) Rudi Agus dan Isworo Dianawati ini sering diajak badminton oleh ayahnya hingga bakatnya terus diasah di PB Dasa Digdaya Kota Blitar.
"Dulu awalnya suka badminton itu dari papa. Ya gak nyangka sekarang bisa berprestasi seperti ini. Intinya untuk adik-adik di sini harus giat berlatih agar nantinya bisa berprestasi mengharumkan nama bangsa dan daerah. Bahkan kalau bisa harus lebih baik dari seniornya," ungkapnya.
Gadis dengan tinggi 171 cm ini mengaku ingin terus mengasah bakatnya agar bisa terus berprestasi, terutama di kancah internasional. Tiga medali emas di PON Papua 2021 dan juara Taipei Open 2018 menjadi motivasi baginya untuk bisa mewakili Indonesia di kancah internasional.
"Harapannya bisa naik level di turnamen internasional, di Taipei Open itu masih level 300. Ya kalau bisa di level 500-an lah," ungkap Gadis yang mengidolakan Liliana Natsir ini.
Dia mengatakan saat ini dirinya sedang berproses di pelatnas sejak 2016 lalu dan sedang mempersiapkan diri untuk turnamen di Bahrain November mendatang. Menurut Gidcha, kunci sukses dalam permainan badminton yakni fokus dan ketenangan saat bertanding.
"Pesan untuk adik-adik di sini, harus terus giat berlatih. Jadi, kuncinya kita harus tetap fokus. Meskipun kita ketinggalan poin, jangan sampai down. Jangan berpikir permainan berakhir saat tertinggal. Kejar setahap demi setahap untuk menguasai permainan," ungkapnya.