JATIMTIMES - Di Kota Batu ada 4.088 pelajar yang mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). Hingga September lalu, pencairan PIP di Kota Batu sudah mencapai 70 persen dari jumlah pengajuan.
4.088 pelajar yang akan menerima bantuan dari pemerintah pusat tersebut, masing-masing terdiri dari jenjang SD sebanyak 2.419 siswa, dan jenjang SMP sejumlah 1.669 siswa.
Baca Juga : Peringati Sumpah Pemuda, Pembina PWI Malang Raya Perhatikan Perekonomian Nasional
Pencairan tidak bisa dilakukan secara bersamaan sebab ada yang masih dalam tahap aktivasi rekening bank. Sehingga pencairan bantuan tersebut juga tidak serentak. Jadi sampai bulan September sudah tersalurkan 70 persen.
“Pencairan PIP ini setahun bisa sampai 20 kali pencairan, jadi setiap kali penyaluran beberapa pelajar yang dapat dan lainnya menunggu giliran,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Enny Rachyuningsih.
Rinciannya jenjang SD dari total pengajuan sebanyak 2.419 pelajar, sudah tersalurkan kepada 2.380 pelajar. Dengan nilai pencairan seluruhnya sebesar Rp 982.350.000. Kemudian jenjang SMP dari total pengajuan sebanyak 1.669 pelajar, sudah tersalurkan kepada 1.560 pelajar.
Besaran bantuan tersebut pun berbeda-beda sesuai dengan jenjangnya. Seperti untuk tingkat SD dari Rp 225 ribu setiap semester hingga Rp 450 ribu setiap tahunnya. Sementara jenjang SMP menerima dari Rp 375 ribu setiap semester hingga Rp 750 ribu setiap tahunnya.
Bantuan tersebut tidak diberikan secara tunai, melainkan langsung pada nomor rekening masing-masing penerima. “Jadi langsung ditransfer ke nomor rekening masing-masing,” tambah Enny.
Baca Juga : Angkat Ekonomi Rakyat, PT Greenfields Indonesia Farm 2 Buka Peluang Kemitraan untuk Warga Blitar
Menurut Eny penerima bantuan PIP ini setiap tahunnya fluktuatif. Seperti pada tahun 2019 jenjang SD ada 3.405 siswa, jumlah penerima lebih banyak dibandingkan dengan tahun ini. Lalu tingkat SMP sebanyak 1.926, jumlah ini lebih banyak dari saat ini.
Sebab tergantung pada pengajuan masing-masing sekolah. “Juga verifikasi setiap tahun dari Kementerain Pendidikan dan Kebudayaan,” tutup Eny.
