JATIMTIMES - Usia Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu masuk sepuluh tahun pada 2022.
Dengan semakin bertambahnya usia BPBD, potensi bencana di Kota Batu juga terus meningkat setiap tahun. Namun, kinerja respons cepat dalam menghadapi berbagai bencana terus ditingkatkan BPBD Kota Batu.
Baca Juga : Hujan Deras Beberapa Jam, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga Kota Batu
<
Tugas dan fungsi lembaga yang beralamat di Jalan Panglima Sudirman Balai Kota Among Tani Blok B Lantai 1 itu tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang: Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.
Perda Nomor 13 Tahun 2011 itu menerangkan peran dan fungsi BPBD dituntut maksimal dan penuh ruh dedikasi tinggi. BPBD juga dituntut bisa menjalankan tugas dengan respon cepat, tepat, dan efektif. Itu artinya, pembentukan BPBD Kota Batu berperan penting dalam menjalankan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) mencegah bencana dengan menitikberatkan metode pengurangan risiko bencana.
Masih ada peran lain BPBD. Yaitu bagaimana penanggulangan darurat bencana dapat terdeteksi secara dini. Lalu, mengeksekusi dengan cara merehabilitasi dan melakukan rekonstruksi di titik tempat kejadian.
Apalagi, Kota Batu dikenal dengan kota tujuan wisata. Maka, sistem pengoordinasian selalu siap siaga. Mulai dari kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang dinakhodai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batu Zadim Effisiensi MSI serta ditindaklanjuti unsur pelaksana di lapangan yang solid.
Dan, BPBD memiliki peran divisi. Yakni Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan yang dikepalai Gatot Noegroho ST MM, Seksi Kedaruratan dan Logistik yang dikepalai Achmad Choirur Rochim SE, serta Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dikepalai Suhartono SS MM.
Salah satu tugas di Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu adalah melakukan pemetaan pranata bencana. Caranya melalui pendataan potensi rawan bencana yang tersebar di tiga kecamatan yang mencakup 24 desa dan kelurahan. Upaya tersebut antara lain mitigasi bencana banjir, rawan tanah longsor, kebakaran hutan, serta membangun kesiapsiagaan berupa sistem peringatan dini di daerah potensi longsor yang tinggi.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko MSi menyatakan bahwa peran BPBD Kota Batu sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Apalagi, melihat peta geografis Kota Wisata ini masih rawan terjadi bencana.
Untuk itu, wali kota perempuan pertama di Malang Raya tersebut meyakinkan bahwa BPBD Kota Batu sangat responsif menghadapi beragam bencana alam dan bencana non-alam. Para personel BPBD juga sudah ahli di bidangnya.
Personel BPBD juga sudah bersertifikat sebagai pelaku penanggulangan bencana untuk memberikan ilmu kepada semua lapisan masyarakat. Secara kompetensi, kesiapsiagaan BPBD sangat luar biasa. Dan, masing-masing anggota BPBD memiliki keterampilan bagus dan layak diapresiasi.
Misal, lanjut istri Eddy Rumpoko ini, pihak BPBD Kota Apel telah melakukan kerja sama dengan tim relawan PKK Srikandi Siaga Bencana di tiap desa dan kelurahan. Kemudian, mengedukasi kelompok dharma wanita. Tentu, ini semua memberikan wawasan cakrawala kepada warga dan kaum ibu-ibu sehingga mereka bisa tanggap menyelamatkan diri sendiri saat bencana tiba.
"BPBD Kota Batu adalah salah satu dinas yang sangat vital di Kota Batu. Sebab, Kota Batu termasuk daerah yang sering terjadi bencana. Ruh dedikasi dan loyalitas tinggi harus dimiliki para anggota. Karena personel BPBD adalah garda terdepan. Seluruh komponen bahu-membahu, terlibat bersama dalam tanggap bencana. Respons sigap bencana diharapkan bisa meminimalisasu jumlah korban. Alhamdulillah, BPBD selalu siaga. Terima kasih rekan-rekan BPBD. Semoga sehat dan tetap bersemangat. Juga selalu memberikan ilmu dan bersosialisasi kepada masyarakat, serta mengedukasi anak-anak dan keluarga sehingga bisa menyelamatkan diri mereka sendiri," puji Dewanti Rumpoko saat diwawancarai wartawan JatimTimes.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batiu Agung Sedayu ST MT menambahkan, BPBD Kota Batu dituntut selalu tanggap dengan bentuk kesiapsiagaan dengan memetakan titik-titik berpotensi rawan bencana yang tersebar di tiga kecamatan: Kecamatan Junrejo, Kecamatan Batu, dan Kecamatan Bumiaji.
Baca Juga : Pupuk Kebersamaan di Hari Santri, NasDem Jatim Anugerahi Pemenang Lomba dan Apresiasi Dewan Juri
Menurut Agung, topografi dan kondisi alam Kota Apel berpotensi terhadap 7 ancaman bencana. Dan, yang sering terjadi adalah bencana tanah longsor, banjir bandang, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Misalnya di wilayah Sumber Brantas, Tulungrejo, Gunungsari dan Sumbergondo.
Juga ada kasus tanah ambles di Kelurahan Sisir. Selain itu, kebakaran Gunung Panderman serta lereng Arjuna. Dan, belakangan ada musibah puting beliung pada 19 Oktober 2019 di wilayah Desa Sumber Brantas.
Upaya mencegah dan menanggulangi dampak musibah salah satunya adalah dengan memberikan wawasan prabencana, mengedukasi sekolah/madrasah aman bencana. Baik itu prabencana maupun pascabencana kepada semua lapisan masyarakat luas.
Kemudian, ikhtiar lain yaitu pembentukan desa tangguh di tiap desa dan kelurahan di Kota Batu serta pemasangan sistem peringatan dini (EWS) guna peningkatan kesiapsiagaan sejak dini.
Hasilnya, BPBD Kota Batu banyak meraih prestasi. Di antaranya adalah: BPBD Kota Batu memperoleh piagam penghargaan dalam upaya Pengelola Data Bencana dan Pusdalops dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditandatangani Kepala BNPB Willem Rampangilei di Manado pada 2016. Lalu, meraih penghargaan gubernur Jawa Timur kategori pratama bidang administratif lomba desa & kelurahan tangguh bencana tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2016 (diraih Kelurahan Sisir). Kemudian, ada piagam penghargaan dari Gubernur Jawa Timur (saat itu) Dr H Soekarwo sebagai BPBD terbaik II Simulasi Pemasangan Tenda Pengungsi Se-Jawa Timur 2014.
Bahkan, Wali Kota Batu Dra Dewanti Rumpoko MSi memberikan apresiasi peraih predikat SKPD dengan rata-rata skor indeks profesional (IP-ASN) terbaik tahun 2019. Lalu, gubernur Jawa Timur memberikan penghargaan kepada BPBD Kota Batu sebagai juara 1 Pusdalops PB BPBD Se-Jawa Timur dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2019.
Kemudian, piagam penghargaan dari gubernur Jawa Timur kepada BPBD Kota Batu sebagai juara 1 Lomba Pemasangan Tenda BPBD Se-Jawa Timur dalam rangka Jambore Daerah BPBD & Hari Kesiapsiagaan Bencana Provinsi Jawa Timur yang ditandatangani Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada 2019. Ada pula penghargaan gubernur Jawa Timur dalam Lomba Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tingkat Pratama tahun 2019 (diperoleh Kelurahan Temas).
Dan, pada 2021 relawan Kota Batu yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) mendapat penghargaan sebagai peserta terbaik dalam Jambore FPRB Jawa Timur pada September 2021. Terbaru mendapat penghargaan gubernur Jawa Timur dalam Lomba Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Tingkat Madya tahun 2021 yang juga diraih oleh Kelurahan Temas.
Ke depan, kata Agung, sebanyak 24 desa & kelurahan tangguh bencana yang sudah terbentuk bersama FPRB menjadi garda terdepan dalam pencegahan, mitigasi serta penanggulangan bencana di wilayah masing-masing. Sebab, kondisi Kota Wisata memiliki potensi rawan bencana. Dan, banyak pula para penduduk yang rumahnya berdiri di lereng bukit. Terkadang, rumah-rumah penduduk bersebelahan dengan tebing.
Maka, pemahaman living harmony with disaster perlu terus digalakkan dengan semboyan ‘Siap untuk Selamat’ guna meminimalisasi korban akibat bencana yang terjadi.
"Inovasi yang dimiliki BPBD Kota Apel yaitu Wisata Edukasi Bencana. Penurunan indeks resiko bencana sesuai tujuan strategis dalam renstra yang merupakan wujud pelaksanaan visi misi ke-4 Wali Kota Batu Dra Dewanti Rumpoko MSi dan Ir Punjul Santoso telah tercapai dalam tahun 2020 dengan nilai 107,7 yang sebelumnya 134 di tahun 2013. Dan, BPBD Kota Batu sudah membentuk namanya: desa tangguh bencana di tiap-tiap desa dan kelurahan. Saya berharap muncul relawan sebagai fasilitator yang mau benar-benar mengabdikan diri di tiap desa dan kelurahan demi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Sebagai bukti adalah Kelurahan Sisir meraih penghargaan sebagai Kelurahan Tangguh Bencana Tingkat Pratama pada 2016 dan Kelurahan Temas sebagai Kelurahan Tangguh Bencana Tingkat Pratama pada 2019 dan Tingkat Madya pada 2021. Juga tim BPBD bergerak dengan respons yang cepat dalam penanggulangan bencana dengan kompetensi/keahlian serta saling bekerja sama dengan semua komponen yang ada di masyarakat. Sehingga musibah bisa diminimalisasi dampak dan kerugiannya," pungkas Agung.