JATIMTIMES - Pemerintah Kota Malang mengalokasikan banyak anggaran untuk program pengelolaan sampah dengan Sanitary Landfill di Kota Malang. Meski, operasionalnya masih ditunda, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang tetap melakukan perencanaan perawatan.
Tidak tanggung-tanggung, tahun 2022 mendatang telah disiapkan anggaran sebesar Rp 12 Miliar khusus untuk perawatan pemanfaatan Sanitary Landfill. Hal itu disampaikan Kepala DLH Kota Malang, Wahyu Setianto saat ditemui di Balai Kota Malang, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga : Realisasi Pemanfaatan DBHCHT Kabupaten Sumenep Capai 85 Persen, Konsentrasikan Pengobatan Warga Tak Mampu
Di mana, sebelumnya, anggaran tersebut sempat direncanakan sebesar Rp 20 miliar. Namun, karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum tuntas, untuk APBD tahun 2022 sementara dikurangi.
"Sanitary landfill itu harus dianggarkan di tahun anggaran 2022. Karena kita terkait dengan perjanjian kerja sama. Itu sebenarnya kami sudah beberapa kali koordinasi dengan Kementerian PUPR, itu harusnya sekitar Rp 20 miliaran ya. Tapi karena kondisi APBD kita juga menurun, jadi tahun 2022 untuk sementara Rp 12 Miliar. Misal nanti ada kekurangan, Insya Allah di PAK," ujar Wahyu.
Jumlah anggaran tersebut peruntukannya untuk fasilitas penambah pada proyek yang digadang-gadang menjadi salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kecamatan Sukun, Kota Malang tersebut.
Seperti, menambah pernak-pernik tampilan, pemeliharaan gedung, hingga perawatan alat-alat yang difungsikan. Yang mana, semua itu dikatakan Wahyu, cukup memakan biaya cukup besar.
"Jadi itu untuk pernak-perniknya. Jadi listrik itu cukup besar, terus untuk sampah itu kan diuruk nanti liquid-nya (cairan yang keluar dari sampah) itu disaring. Itu untuk uruk aja sekitar hampir Rp 5 Miliar. Prosesnya sanditary landfil itu seperti itu makannya besar, terus untuk operasional di sana juga, pemeliharaan gedung. Alat-alat juga sudah datang semua," terangnya.
Baca Juga : Set Top Box Gratis TV Digital Akan Dibagikan untuk Keluarga Miskin, Ini Syaratnya
Untuk diketahui, proyek sanitary landfill yang menelan dana mencapai Rp 195 Miliar merupakan kerja sama dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities-Solid Waste Management (ERIC-SWM).
Dengan dioperasionalkan teknologi tersebut, penampungan sampah di TPA Supit Urang diprediksi paling tidak mampu bertahan selama kurang lebih 6 hingga 7 tahun.