JATIMTIMES - Dua tahun lamanya pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir. Perubahan berbagai aspek kehidupan masyarakat tak dipungkiri berpotensi menimbulkan kerentanan terhadap kesehatan mental dari masyarakat. Hal tersebut dibenarkan dokter Spesialis Kejiwaan Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang dr Nindita Pinastikasari SpKJ SH MH.
Potensi tersebut, dijelaskannya lantaran terdapat stresor psikososial yang meningkat dan berdasarkan hasil swaperiksa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Baca Juga : Soft Outfit Ideas, Bisa Jadi Pilihan Buat Acara Weekend Nih
"Hasilnya didapatkan, terdapat beberapa permasalahan psikologis yang sering terjadi antara lain gangguan cemas, depresi dan trauma psikologis," jelasnya.
Untuk itu, lebih lanjut dijelaskan dr Nindita, masyarakat harus menyikapi dengan bijak untuk tetap bisa menjaga kesehatan mentalnya.
Jika seseorang sampai pada perasaan sedih, cemas, takut, marah dan frustrasi, maka diharapkan seseorang tersebut untuk bisa sharing atau bercerita kepada seseorang yang dapat dipercaya guna meredakan perasaan tersebut.
Menjaga pola hidup sehat juga menjadi hal penting. Disini, diantaranya dengan mengonsumsi makanan bergizi, tidur dengan cukup serta diimbangi dengan olahraga teratur, menjadi bagian pola hidup sehat yang harus dilakukan.
"Termasuk juga melakukan kontak sosial melalui media komunikasi yang ada dan melakukan hobi yang disukai," tuturnya.
Baca Juga : Sindrom Pasca Sembuh dari Covid-19, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Kemudian, membatasi dan mengambil jarak sejenak dari berita yang berlebihan, melakukan diet media sosial, memilah berita dari sumber yang terpercaya. Belum cukup itu, mengatasi stres, pikiran dan perasaan yang berat dengan melakukan manajemen stress. Hal itu dilakukan dengan pernafasan, relaksasi otot progresif, teknik “grounding”, mindfulness, journaling dan lain-lain.
Dan jika, seseorang diindikasikan mengalami gangguan kesehatan mental, maka hal tersebut harus segera ditindaklanjuti sebelum berdampak parah. Konsultasi kepada tenaga profesional seperti dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dan psikolog, menjadi sebuah keharusan.
"Apabila terdapat indikasi adanya gejala gangguan jiwa yang mulai mengganggu fungsi dan produktivitas sehari-hari, harus seger konsultasi. Gangguan jiwa adalah penyakit medis yang bisa dipulihkan," pungkasnya.