JATIMTIMES - Menggandeng beberapa cafe di Malang, Non Governmental Organization (NGO) Non-Profit yakni iLitterless mengajak masyarakat luas untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungan dengan cara memilah sampah.
Head Coordinator iLitterless Ence Adinda Dianasta Almas (27) mengatakan, agenda yang baru pertama kali diselenggarakan dengan tajuk "Green Consumer Day" ini melibatkan empat cafe di Kota Malang. Yakni Vosco Coffee, Fugu by Vosco, Semat Space dan Equal Coffee.
Baca Juga : KPU Kabupaten Banyuwangi- UNIBA Tanda Tangani MoU
Terlebih lagi, untuk di Kota Malang sendiri memang saat ini terkenal dengan cafe yang telah menjamur di masing-masing wilayah. "Untuk data statistik ada sekitar 2 ribu cafe di Malang yang besar dan kecil, ini menandakan bahwa cafe itu merupakan sub-kultur di Malang," ungkap Adinda kepada JatimTIMES.com, Selasa (28/9/2021).
Selain itu, Kota Malang yang terkenal sebagai Kota Pendidikan dengan banyaknya kampus. Sehingga membuat mahasiswa yang masuk ke Kota Malang dari luar kota pun setiap tahunnya mengalami penambahan.
Menurutnya, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu di cafe, mulai dari sekedar nongkrong, mengerjakan tugas, hingga diskusi-diskusi yang melibatkan banyak orang.
"Kenapa kami memilih gerakan pertama pilah sampah tanpa ribet itu di cafe karena cafe itu merupakan second home bagi mahasiswa dan diharapkan bisa menjadi role model untuk mahasiswa-mahasiswa tersebut," ujar Adinda.
Untuk pemilihannya sendiri terdapat sampah anorganik yang dari jenis tersebut pihaknya pun menyediakan karung-karung untuk menampung sampah dari masyarakat. Pemilahan dilakukan karena sampah yang disetorkan dari beberapa jenis, mulai dari botol plastik, botol kaca, kardus skincare dan lain-lain.
"Kemudian secara reguler akan kami pick up by phone dan sampah akan di recovery di basecamp. Kemudian sampah yang sudah dipilah di cafe akan dipilah lebih lanjut oleh temen-temen iLitterless," tuturnya.
Nantinya di basecamp pihaknya akan memilah berdasarkan bahan dasar sampah. Contohnya seperti botol bekas air mineral, di mana jenis plastik antara botol dan tutup botol berbeda dan itu harus dipisah yang kemudian akan dikirimkan ke instansi terkait.
"Contohnya Bank Sampah TPS3R di Junrejo, itu selama ini yang bekerjasama dengan kami," kata Adinda yang merupakan Alumnus Jurusan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, terdapat salah satu jenis sampah yang sulit sekali di daur ulang yakni berjenis UBC (Use Beverage Carton) yakni kemasan minuman. Dan itu nantinya akan dijadikan kampanye utama dari iLitterless.
Baca Juga : Cerita MUA Wilda Uliarosa, Merias Sekaligus Jadi Sahabat Dadakan untuk Curhat
"Karena memang cafe-cafe langsung buang aja ke tempat sampah. Jadi bank sampah juga ngga menerima, karena kami berjejaring maka kami bisa mengirimkan," tuturnya.
Rangkaian itu pun merupakan tujuan awal dibentuknya iLitterless sejak Bulan Juni 2021 yakni fokus terhadap tiga hal yakni edukasi dan riset, pickup sampah dan campaign. Pihaknya pun juga memiliki jargon "Pilah Sampah Tanpa Ribet".
Sementara itu, salah satu reviewer asal Malang yakni Annisa Ramadhani (28) mengatakan dengan adanya gerakan dari iLitterless pihaknya merasa terbantu. Pasalnya selama ini dirinya pun juga bingung dengan banyaknya botol-botol maupun kardus bekas skincare miliknya yang memang sulit di daur ulang.
"Ya saya merasa terbantu mas, karena kan sampah yang saya bawa ini juga banyak mulai botol plastik, botol kaca, kardus skincare dan lain-lain yang semuanya sulit di daur ulang," katanya.
Ia berharap, gerakan yang dilakukan iLitterless ini dapat berkembang terus agar masyarakat di Kota Malang secara khususnya dapat tergerak untuk membuang dan memilah sampah dengan tepat.